Thursday, November 30, 2017

Melatih Kemandirian : Merapikan Mainan

Hal yang tidak bisa dihindari ketika punya toddler, salah satunya, adalah menemukan kamar/rumah berantakan karena mainan bertebaran dimana-mana. Nah, momen ini sebenarnya bisa jadi tools buat orang tua untuk mengajarkan anak tentang banyak hal, misalnya: kerapihan, tanggung jawab, disiplin, dan kemandirian. 

Kali ini, saya mau mengenalkan dan membiasakan Ken untuk membantu merapikan mainan, sebelum tidur. Sebenarnya, hal ini sudah pernah saya kenalkan ke Ken. Namun, belum konsisten karena berbagai alasan. Ya orang tuanya yang nggak sabar, penginnya cepat rapi. Ya anaknya yang menolak karena masih mau main, atau simply karena nggak mau aja. Yang pasti, untuk melatih kemandirian ini, saya tidak memasang target apapun. Sebab ingin proses yang dijalankan menyenangkan sehingga Ken tidak merasa dipaksa. Jadi, mari jalani tugas ini dengan riang gembira! Insya Allah, Saya akan update progressnya setiap hari di postingan ini.

DAY 1 - Persiapan & Pengenalan

Hal-hal apa saja yang saya perhatikan dalam melatih kemandirian. Kita mulai pelan-pelan ya buibuk. Ini sekaligus jadi catatan hari pertama saya.

1. Me-manage ekspektasi
Menurut saya, hal pertama yang paling penting sebelum melatih kemandirian anak adalah dengan mengetahui tahap perkembangan di usianya. Sehingga kita bisa membangun ekspektasi yang tepat mengenai kemampuan anak, sesuai dengan usianya. Jadi, untuk Ken yang masih berusia  2 tahun ini, paling tidak Ken mau diminta membantu membereskan dan mengikuti arahan saja sudah baik. Kalau katanya Ibu Najeela Shihab, ini penting untuk menghindari over/under expectation, supaya orang tua nggak stress sendiri karena anak belum mampu melakukan apa yg kita inginkan atau malah terlalu banyak membantu karena khawatir anak tidak bisa mengerjakaannya. 

Day 1 - Memang belum rapi, tapi ini Ken yang membereskan lho!

2. Briefing/Sounding 
Sebelum meminta Ken membantu ibu merapikan mainannya, saya tidak langsung ujug2 memintanya untuk membereskan mainan saat itu juga. Tapi, bilang rencana apa yang akan kita lakukan. Misal, "Ken nanti kalau jamnya sudah di angka 1 artinya waktunya bobo ya." Setelah ia menerima, baru saya bilang lagi, "Tapi sebelum bobo, bantu itu beres-beres mainannya ya." Sebisa mungkin hal ini di ulang ketika ada kesempatan yang pas.  

3. Menjelaskan Alasannya
Karena Ken tipe yang mesti dijelaskan betul, kenapa dia harus melakukan A dan kenapa tidak melakukan B. Jadi, saya pelan-pelan mengenalkan tentang kondisi rapi vs berantakan. Yang saya lakukan adalah menanyakan ke Ken, "Ken lihat deh kamarnya Ken. Rapi atau berantakan?" dia akan jawab berantakan (sebelumnya sudab dikenalkan dengan konsep rapi). "Kalau berantakan begini bagus nggak ya dilihatnya?" Dia diam sebentar lalu berkata "nggak bagus" Untung lah jawabannya pas, hahaha. Kalau nggak, ya diluruskan dong. "Iya nggak bagus. Nanti bantu ibu beresin ya biar rapi dan bagus". 

4.   Eksekusi

Dalam poin ini, saya akan mengupdate perhari-nya progress melatih kemandirian merapikan mainan di bawah ini:

Day 1 - Memberikan Pilihan
Saya sengaja memilih waktu membereskan mainan itu sebelum tidur. Kali ini sebelum tidur siang. Alasannya, ya biar nggak lebih efisien aja, soalnya kalo beresin sebelum doi tidur, nggak lama pasti berantakan lagi.

Di hari pertama ini, yang saya perhatikan adalah:

  - Menggunakan kata "tolong" dan mengajak Ken membereskan mainan bersama-sama, instead of hanya memerintah. Fungsinya supaya Ken merasa dihargai dan tentu saja supaya membuat tugas ini menyenangkan 😊

  -   Sebelum tidur, dia biasanya mau membawa satu/dua mainan sebagai teman tidurnya. "Oke, Ken ambil yang mau dibawa. Lalu, taro di sana. Sisanya, kita bereskan sama-sama ya". Sebenarnya ini pernah coba dilarang, tapi yang ada gak selesai-selesai beres2nya dan ngapain juga dilarang-larang ya. Nambahin drama kehidupan aja 😅
  
  - Ken suka main sama sepupunya. Nah, sering kali mereka saling pinjam mainan atau bawa mainan ke tempat mereka main, entah ke kamar abangnya atau ke kamar Ken. Kebetulan, tas mobil hot wheels abangnya lagi ada di kamar Ken. Kesempatan nih, ngajarin Ken beberes sambil sorting mobil-mobilan dia dan abang. "Ken masukin mobilnya abang di yang hijau, punya Ken yang oranye ya"   

Merapikan mobil-mobilan ke dalam kotaknya
Yeay! Hamdalah hari pertama anaknya mau dengan senang hati membantu ibunya membereskan mainan. Semoga seterusnya begitu ya, Ken ❤

#HariPertama #Tantangan10hari #Level2 #KuliahBunsayIIP #MelatihKemandirian


Day 2 - Pelajaran Baru
Merapikan pompom

Memasukkan bricks ke dalam kotaknya, sambil pura-pura main mobil
Terkadang kita, sebagai orang tua, suka menginterupsi kesenangannya bermain hanya karena terlalu malas beresinnya. Heheh, itu saya aja apa ada yang punya pengalaman serupa? Nah, salah satu mainan yang suka bikin gemes pengin cepat2 dirapikan adalah pompom. Apalagi kalau dimainkannya dihambur-hamburkan semacam confetti gitu, bikin emosi negatif menggelora. Karena apa? karena nggak tahan lihat berantakannya, bawaannya pengin cepet-cepet beresin aja.
Nah, hari ini saya belajar buat menahan diri untuk tidak menginterupsi kesenangannya Ken saat bermain pompom. Alasannya, biar Ken bisa ikut membereskan pompom yang berserakan tadi. Kalau saya yang membereskan, latihan kemandirian dan tanggung jawabnya gagal dong. 


Alhamdulillaah anaknya mau ikut mungutin pompomnya satu-satu dan memasukkannya ke dalam mangkok dan nggak pakai cemberut karena mainnya udah puas. Yang menarik lagi, waktu dia membereskan duplonya ke dalam kotak, Ken melakukannya sambil bermain. Jadi, kepingan duplonya dengan sendirinya dia imajinasikan sebagai mobil warna-warni yang akan masuk ke dalam markas. Yay! Beresin mainan bisa jd lebih menyenangkan ya Ken. Eh, ternyata merapikan mainan sebelum tidur ini ada efek positifnya juga lho buat Ken, yang aku perhatikan ya. Tapi ceritanya besok aja, sekalian membuktikan apakah yang aku pikirkan ini valid atau nggak 😉

#HariKedua #Tantangan10hari #Level2 #KuliahBunsayIIP #MelatihKemandirian

Day 3 - Rutinitas Baru
Kalau lihat pembahasan sebelumnya, di artikel komunikasi produktif, saya sering banget nyebut-nyebut kalau salah satu problem yang saya rasakan di usia Ken saat ini adalah seringnya penolakan yang saya terima ketika  memintanya untuk tidur siang. Nah, hubungannya apa sama latihan kemandirian merapikan mainan yang sedang aku terapkan ke Ken saat ini? Setelah aku perhatikan, kebiasaan merapikan mainan sebelum Ken tidur ini semacam jadi rutinitas baru buat dia. Kalau baca buku Filosofi Montessori dari Mbak Vidya, saya jadi tahu kalau anak-anak itu mencintai rutinitas dan katanya akan berpengaruh pada perkembangan kepercayaan dirinya. Nah, semenjak Ken saya ajak merapikan mainannya bersama saya sebelum tidur, Ken jadi gampang banget di ajak tidurnya dan nggak harus dipaksa-paksa. Kebiasaan baru ini jadi semacam tanda kalau dia sebentar lagi akan tidur. Yeay! Ibu happy! :)

Hari ini, Ken alhamdulillaah masih mau kalau diajak merapikan mainan. Tetapi, tetap ada sesi tawar-menawarnya. Ken mau membawa mainannya saat tidur. Buat saya ini kesempatan untuk mengajarkan menentukan pilihan dengan keterbatasan yang ada. Kesempatan buat Ken buat belajar hal baru. Jadi, Ken boleh bawa satu atau dua mainan saat tidur (dia boleh pilih), tetapi khusus untuk mainan yang ukurannya tidak terlalu besar.

#HariKetiga #Tantangan10hari #Level2 #KuliahBunsayIIP #MelatihKemandirian

Day 4 - Game level up


Melatih beberes mainan hari ini lebih menantang dari biasanya. Jadi, hari ini lagi ada kumpul-kumpul keluarga di rumah karena salah satu sepupunya Ken ada yang ulang tahun. Jadilah rumah datuk jadi lebih heboh 5x lipat dari biasanya. Anak-anak mainnya juga pindah-pindah, kadang di ruang tamu, kadang di kamarnya Reyhan, kadang di kamarnya Ken. Jadi singkat cerita,  sebelum tidur kondisi kamarnya Ken seperti layaknya kapal pecah. Mainan bertebaran dimana-mana. Nggak apa banget siiih namanya juga anak-anak main. Saya pikir, waw tantangan buat saya dan Ken buat beresin mainan nambah nih. Sekalian juga mau lihat reaksinya Ken ketika diajak beberes kali ini.


Coba tebak yang senewen siapa? Bukan Ken, tapi emaknya! 😅. Ken sih mau-mau aja diajak beberes, cuma reaksi saya lihat mainan yang berantakan, bikin saya pengin segera selesai dan rapi. Karena ini juga sepertinya saya banyak mengeluarkan kalimat-kalimat tidak produktif alias ngomel-ngomel ke Ken yang beresin mainan sekaligus main dan banyak negonya, alias lama. Jadi, target menciptakan proses beberes yang menyenangkan hampir gagal.

Alhamdulillaah, untung saya segera sadar dan meng-encourage Ken untuk beberes lagi dengan cara yang lebih positif (stop ngomel). Yaitu dengan mengubah intonasi suara dan ekspresi wajah. Ken juga terlihat senang ketika sudah berhasil meletakkan mainan ke tempatnya. Sebelum naik ke tempat tidur untuk baca buku dan tidur, saya memeluk Ken dan mengucapkan terima kasih karena telah membantu ibu merapikan mainan.


Terima kasih ya, Ken 😘

#HariKeempat #Tantangan10hari #Level2 #KuliahBunsayIIP #MelatihKemandirian

1 comment:

  1. mainan ken banyak ya bun heheheh ken pinter banget sihhh





    mampir yuk bun ke bloghttp://nuvaderma.com/blog

    ReplyDelete