Tuesday, January 31, 2017

Count The Blessings

Bermain di Perpustakaan hari ini

Hari ini, seperti biasa, saya menyempatkan diri untuk pergi ke perpustakaan. Kebiasaan ini saya lakukan minimal seminggu sekali. Selain untuk meminjam buku, Ken juga jadi bisa bermain dan bersosialisasi dengan orang-orang. Saya juga jadi bisa bertukar sapa dan mengobrol dengan ibu-ibu yang juga mengantarkan anaknya bermain di perpustakaan. Rasanya senang sekali melihat Ken berjalan kesana kemari, menyapa orang-orang, bermain dengan anak yang baru ditemuinya, atau sibuk sendiri keliling sambil eksplorasi ke setiap sudut ruangan. Ada waktu di mana saya merasa Ken bosan berada di rumah dan butuh ruangan yang lebih luas untuk bermain dengan hal-hal baru dan bertemu orang-orang baru.  Dua hal itu, menurut saya, yang membuat Ken begitu bersemangat saat ini.

Video yang saya buat tentang kunjungan ke Bristol Central Library

Tidak ada yang istimewa dengan perjalanan hari ini, andai saja saya tidak menyadari betapa saya bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan kepada saya hari ini. Ya, saya sedang mencoba menghitung nikmat dari Allah, and it feels amazing, as usual. Saya merasa hari ini lebih istimewa.

Senang sekali rasanya bisa bangun pagi, mandi lebih cepat, dan beribadah. Melakukan rutinitas di pagi hari dengan menyuapi Ken, sarapan, minum kopi, menyiapkan bekal untuk suami, dan oh tapi saya lupa melakukan 5 minutes morning exercise hari ini (btw, ini satu-satunya olahraga yang saya lakukan supaya nggak loyo-loyo amat, hehe. Lebih baik daripada tidak sama sekali, kan?). Ditambah lagi suami yang mau membantu pekerjaan rumah, seperti mencuci piring dan memasukkan baju kotor ke mesin cuci, kadang kalau dia sedang tidak buru-buru ke kampus, dia juga mau memandikan Ken. Saya bersyukur sekali karena suami saya melakukan apa yang juga dilakukan Rasulullah Muhammad SAW. Ini lho yang diajarkan Rasulullah SAW. untuk berbuat baik kepada istri. Bukan hanya menyuruh istri untuk patuh, patuh, dan patuh. Ah, Saya jadi teringat obrolan tadi malam dengan suami. Obrolan ringan soal pilkada, muslim-ban di US, dan video tentang khotbah yang menyebarkan kebencian. Obrolan yang bermuara pada kesedihan kami tentang islamophobia yang sedang terjadi saat ini. Andai saja banyak orang lebih mengetahui kalau Islam dan Rasulullah SAW mengajarkan hal-hal baik, menyukai keindahan dan kedamaian, mungkin tak akan banyak orang yang salah paham tentang agama ini.

Berjalananya rencana ke perpustakaan hari ini juga salah satu hal yang saya syukuri. Meskipun mendung sepanjang waktu, tapi hari ini lebih hangat dari biasanya, 12℃. Membuat kaki saya lebih ringan melangkah keluar. Ditambah lagi masakan untuk siang ini sudah tersedia. Ibu-ibu pasti paham betapa membahagiakannya ini. Ketahuilah, winter itu adalah waktu yang sungguh membuat kita ingin berdiam diri saja di rumah. Malas kedinginan, belum lagi kalau tiba-tiba hujan karena mendung yang bergelayut sepanjang hari. Intinya, butuh motivasi lebih untuk mau keluar rumah saat winter.

Oiya, bicara soal Islamophobia. Di Bristol, alhamdulillaah, saya tidak merasakan adanya bentuk diskriminasi apapun dari masyarakat sini. Semuanya terasa begitu menyenangkan, tinggal di sini, meskipun saya termasuk kaum minoritas yang juga mengenakan identitasnya, hijab. Entah sudah berapa orang yang menyapa saya pagi ini dengan sapaan "good morning" ataupun senyuman. Seorang kakek tua, perempuan muda, ibu-ibu di perpustakaan, pengamen di kolong jembatan, pedagang yang sangat ramah di toko cina. Hal seperti ini, simply membuat saya merasa diterima dan saya bersyukur dengan hal itu. Rasanya mood langsung cerah hanya dengan mendapat sapaan dan menyapa. Apalagi bukan dari orang yang kita kenal. Walaupun, sekali dua kali ada sih yang menatap saya dengan tatapan "berbeda", ah tapi mungkin hanya perasaan saya saja. Intinya, menjadi kaum minoritas yang dihargai itu rasanya menyenangkan. Di sini tidak banyak mushola ataupun mesjid, seperti di Indonesia-kalau jalan kemana, mau sholat gampang. Tapi, ada saja tempat yang bisa kita gunakam untuk beribadah, di taman, di fitting room, di ruang belajar, bahkan terkadang ada yang mempersilakan menggunakan ruangan kosong untuk kita sholat. Ini saja sudah patut disyukuri, masih diberi kemudahan dalam beribadah.

Saya juga bersyukur karena urusan hari ini dimudahkan. Ketika saya tidak sengaja men-scan buku yg sudah kembalikan ke perpustakaan, sehingga buku tersebut masih ada dia daftar loan akun perpustakaan saya. Petugas admin di perpustakaan langsung membantu saya untuk mengubah status peminjaman buku tersebut tanpa dipersulit atau bahkan bersungut-sungut. Teringat pesan kebaikan, "siapa yang memudahkan urusan orang lain, akan dimudahkan juga urusannya." Ini juga ajaran Nabi Muhammad SAW. lho.

Pulang dari perpustakaan, saya dan Ken mampir ke toko cina untuk membeli kecap dan mie telur. Beberapa kali ke toko ini, penjualnya selalu ramah. Pernah kami diberi jeruk nipis gratis, saat ingin membayarnya. Hari ini, saat membayar belanjaan, dia memberikan marshmallow untuk Ken. Seperti biasa dengan senyumnya yang ramah. Jujur saja, saya senang sekali dengan kebaikannya, tapi sekaligus sedih karena pemberiannya itu tidak dapat Ken nikmati karena, seperti kebanyakan marshmallow, saya pikir mengandung gelatin babi. Saat sudah beberapa langkah dari toko tersebut, saya baru sadar kalau ternyata marshmallow tadi bertuliskan halal. Seketika saya merasa lega dan terharu karena saya pikir, pedagang itu pasti tidak sembarangan memberikan sesuatu kepada kami. Ia memberikannya karena ia tahu kalau makanan itu halal. Ken tentu saja bisa mencoba marshmallownya :)

Pulang dari perpustakaan masih bermain bersama Ken, mengambil cucian, memasak untuk makan malam Ken. Menikmati Ken yang sedang senang memeluk ibunya (Lagi nyapu aja tiba2 bilang "mo peuk ibu lagi.."). Lalu, tertidur saat menyusui Ken dan terbangun karena belum sholat Isya. Terakhir, mengobrol berdua dengan suami, waktu yang sangat berharga karena hanya bisa dilakukan kalau Ken sedang tertidur. Menceritakan apa yang Ken lakukan hari ini, kelucuan dan kepintarannya. Bercanda dengannya sambil berdebat soal bikin indomie atau tidak, hahah, semalam ini, pukul 2 pagi. Yang paling membuat hati ini menghangat, mendengarkan  kebiasaan kami setiap malam. Ia selalu memulai berterima kasih atas apa yang sudah saya lakukan hari ini; untuk sudah memasak untuknya, menjaga Ken, melayaninya. Meskipun saya merasa apa yang saya kerjakan bukan hal luar biasa. Saya berterima kasih juga atas apa yang dilakukannya; membantu pekerjaan rumah, membantu mengurus Ken, membantu berbelanja, dsb.

Sekarang, siapapun yang membaca ini mungkin berpikir kalau hidup saya bahagia. Tapi, coba lihat semua yang saya sebutkan tadi adalah hal-hal yang biasa saja yang bisa kita temui dan lakukan dimanapun dan kapanpun kita mau. Bukan hal luar biasa. Kalau mau dihitung lagi, masih banyak nikmat lainnya; nikmat kesehatan, makanan enak, tempat tinggal yang nyaman, tetangga yang baik, dsb. Saya juga kadang merasa sedih, bosan, ataupun banyak kekurangan. Teringat kata salah seorang Teman, sebut saja Mela... heheh. kurang lebih seperti ini "Kalau kita tidak bisa menangani suatu cobaan, kita akan terus mendapatkan cobaan yang sama sampai kita kalah atau menang darinya." 

Jadi, sudah bersyukur kah hari ini?


saking banyaknya.... (pic: google)

*sebuah refleksi ditengah hiruk-pikuk social media yang sibuk menghujat, sibuk men-judge, sibuk membandingkan diri, dan sibuk dengan dunia.


Bristol, February 1st 2017
Sawitri Wening