Monday, August 10, 2015

Sepotong Malam Banowati



Perempuan itu duduk di sisi gazebo yang dikelilingi oleh kolam ikan
Di bawah sana, ikan-ikan lalu lalang berenang, berkelebat dalam penglihatan
Padahal hari sudah gelap
Lingkaran sempurna yang berpendar lembut memantulkan cahaya siang
Bulan menolong siapapun yang butuh cahaya malam itu

Perempuan itu memandang wajah bulan, galau
Istana dan pakaian bertahta emas yang dikenakannya tak mampu menawarkannya
Sebab wajah rembulan sedari tadi menjelma menjadi mahluk pujaannya
"Oh... Arjuna."

Sementara di punggung perempuan itu, seorang laki-laki bertubuh besar sedang memperhatikan
Ia berdeham sekali...
Membuyarkan segala apa yang indah nan sendu dan syahdu
Lengan besar itu merangkulnya, menuntun ke dalam peraduan
Perempuan itu manut, seperti seharusnya

Wajah rembulan kembali menjelma menjadi wajah mahluk pujaannya
Perempuan itu suatu saat akan kembali duduk di sana
memandangi wajah rembulan 
dan melupakan sejenak dunianya


- Sawitri Wening -



Week 39 Story


Hai!

Akhirnya memasuki usia kandungan minggu ke-39. Artinya, tinggal beberapa hari lagi menjelang due date si mamas akan launched. Oiya, BTW, "mamas" adalah panggilan sayang saya untuk calon buah hati pertama kami. Karena ini pengalaman pertama kami, rasanya excited sekaligus deg-degan. Nah, karena waktunya semakin dekat, ada satu kekhawatiran yang saya rasakan saat ini. Karena sejak awal pengin sekali melahirkan secara normal (di klinik bidan yang kece banget dekat kontrakan kami--penting banget nih! ;D), sampai minggu ke-36, bidan bilang tidak ada masalah karena mamas yang sempat muter lagi posisi kepalanya di minggu ke-34, alhamdulillaah dengan pinternya dia muter lagi ke posisi seharusnya (kepala di bawah) di minggu ke-35. Ternyata, untuk bisa lahiran normal dengan lancar, posisi kepala bayi di bawah saja tidak cukup, tapi dia harus sudah masuk ke pinggul. Ternyata, sampai minggu kemarin kontrol, mamas masih belum turun ke jalan lahir. Setelah disarankan bu bidan untuk konsultasi ke obgyn, karena khawatir ada lilitan, ternyata ada dua kemungkinan: pertama, karena diameter kepala mamas agak besar dan ada indikasi lilitan. Tapi, dokter bilang masih bisa diusahakan dengan berbagai trik dan akan dikontrol lagi seminggu kemudian (minggu ke-40), karena kalau belum juga turun saya disarankan untuk menjalani c-section. Saya sendiri sudah diajari trik-trik itu oleh bu bidan sejak usia kandungan 37 minggu. Sampai sekarang pun saya, lagi-lagi dengan dukungan suami masih berusaha supaya mamas segera turun ke panggul saya. 

1. Squat (jongkok-berdiri) minimal 15 kali sehari. 
Untuk melakukan squat ini, dibutuhkan benda yang bisa menumpu berat badan ibu hamil saat mengangkat badan. Bisa dengan bangku, meja, ujung kipas, atau pundak suami :p. Kebetulan di rumah kontrakan mungil kami, tidak ada meja ataupun bangku dengan tinggi yang pas untuk melakukan latihan ini. Jadilah pundak suami yang dijadikan tumpuan untuk menahan beban tubuh saya saat sedang squat. Namanya juga suami ya bu, mesti mau berbagi beban hidup dengan istrinya. Hehehe... Kalau saya, biasanya bisa lebih dari hitungan yang diwajibkan, saking semangatnya. Atau bisa juga dilakukan dengan posisi ini:



2. Jalan kaki yang banyak
Ini sebenarnya latihan yang paling gampang dilakukan. Dari hasil cari-cari tahu, jalan yang baik untuk ibu hamil itu minimal 30 menit sehari atau setiap pagi. Saya sendiri, melakukannya saat sekalian mencari makan ke luar rumah dan pernah juga pagi hari keliling UI selama 30 menit non-stop yang bikin paha mengencang luar biasa. Pernah juga jalan bolak-balik di dalam rumah dan yang pasti membosankan. Jadi, mendingan memang luangkan waktu untuk jalan-jalan ke luar rumah sambil belanja atau menghidup udara segar. 

3. Ngepel Jongkok
Nah, karena sedang berusaha, ini lah pertama kalinya saya ngepel dengan tangan atau ngepel jongkok. Padahal, biasanya kalau lagi beres-beres rumah saya kebagian menyapu, suami kebagian ngepel. Sekarang saya juga harus ngepel dengan posisi jongkok. Heheh... Lumayan lah ya sekalian olahraga, usaha, dan rumah bisa ikutan bersih. 

4. Knee-Chest
Ini posisi latihan yang disarankan bu bidan waktu mamas dalam keadaan sungsang. Sampe sekarang, saya coba lakukan lagi dengan harapan bisa membantu mamas untuk masuk ke dalam panggul. Posisinya seperti bersujud, namun posisi dada menyentuh ke lantai. Biasanya biar nggak engap, posisi kepala menghadap ke kanan-kiri. Latihan ini dilakukan 3 kali sehari dengan durasi masing-masing 10 menit.

Yah, bismillaah saja karena kami cuma bisa berdoa dan berusaha. Semoga keinginan kami untuk melalui persalinan normal bisa terlaksana. Meskipun begitu, kami juga pasrah dan yakin kalau apapun yang terjadi nanti, pasti sudah yang terbaik menurut Allah swt. Aamiin... Jadi, doain ya semoga semuanya lancar, sehat, dan selamat :)

Oiya, untuk keperluan persalinan seperti baju newborn (hasil hibah dari kakak dan kakak ipar), perlengkapan mandi, dan perlengkapan pasca persalinan ibu.. insya Allah sudah siap semua dan suami udah diedukasi duluan tas mana saja yang harus diangkut dan dimana letak barang-barang saya dan mamas untuk hari-H karena saya pasti nanti akan rempong sama diri sendiri kalau sudah waktunya. Mbah Uti Pisangan yang rajin nelponin anaknya ini juga bilang kamar untuk mamas dan kami sudah siap--tinggal diisi barang-barang dari kontrakan. Ya, rencananya setelah melahirkan, kami akan pindah ke rumah orang tua saya. Kami juga sudah menyiapkan nama untuk si mamas, Baby K, setelah pencarian dan diskusi yang panjang--cailah.. Ah, jadi nggak sabar mau ketemu si mamas. Sekali lagi mohon doanya, ya... :)

Week 39 with my husband
Salam,
- SW -