Thursday, November 9, 2017

Komunikasi Produktif: Membantu

Ken dan sapunya

Ibu-ibu di sini pernah nggak sih merasa digerecokin sama anak ketika sedang mengerjakan sesuatu? Misal, kalau lagi nyapu atau masak. Saya pernah baca dimana gitu lupa, hahaha, katanya toddler itu punya sense of helping yg besar. Ini berkaitan dengan rasa ingin tahunya yang besar itu dan saya percaya ini adalah salah satu fitrah baik dari Allah yang harus kita pupuk dan kita jaga agar tidak terkikis dengan rasa ketidakpedulian dan berujung pada buta rasa ketika melihat ada orang yang kesusahan. Jadi, kalau lihat ada orang yang masa bodo lihat nenek-nenek mau menyeberang jalan, misalnya, kita boleh bertanya-tanya dengan cara apa dia dibesarkan dan mengapa bisa menjadi seperti itu. Sudah pasti orang tua / caregiver-lah yang berperan. Makanya, tanggung jawab sebagai orang tua itu nggak main-main ya. 

Jadi, dengan mengingat-ingat hal tersebut, saya selalu berusaha untuk mengubah persepsi saya yang tadinya "hadeeeuh, ngegerocikan aja nih anak." menjadi "oooh, dia mau tahu caranya menyapu." Makanya, waktu di Bristol, saya sengaja beli satu set sapu khusus buat Ken yang sedang ingin 'membantu' ibunya menyapu atau lebih tepatnya ingin meniru ibunya menyapu. Atau ketika saya sedang memasak, dan dia ingin tahu apa yang saya kerjakan, biasanya saya dudukkan dia di highchair dan memberi tahu kegiatan apa yang saya lakukan dan berujung pada Ken yang ikut membantu mengupas bawang. Yah, itung-itung melatih sensori lah. 

Seperti kemarin, saat saat sedang menyapu, Ken ingin mengambil sapu yang saya pegang.

Ibu: Ken, ibu lagi apa ini?
Ken: Nyapu
Ken: Ken mau nyapu.. Ken mau nyapu..
Ibu: Iya sebentar ya Ken. Ibu ambil sapu satu lagi *untung mbauti punya dua sapu.
Ibu: Ini ya ken. Yok kita sapu sama-sama yok!
Ken: *ngintilin ibunya sambil pura-pura menyapu*

Yaaa iya sih jadi lama beresnya. Tapi, Ken jadi nggak cranky karena rasa ingin tahunya sudah terpenuhi. Rasanya itu lebih bikin tenang dibandingkan harus menghadapi Ken yang sedang cranky. Jadi, ibu senang, anak senang.

Atau pada waktu lainnya, saat Ibu mau menyapu lantai kamar yang ditutupi evamat, Ken menolak untuk keluar kamar. Lalu ayah mengajak Ken untuk ikut melepas evamat-nya dan menumpuknya. Ya tapi, sambil disemangatin kayak lagi lomba gitu. Jadi, hitung-hitung Ken bisa menyalurkan kesenangannya 'membongkar' barang dan kerjaan ayah dan ibu juga beres. Alhamdulillaah...

Selamat memupuk rasa tanggung jawab dan empati anak. Mumpung rasa ingin tahunya lagi besar-besarnya, marilah kita cekoki dengan hal-hal baik seperti kesenangan membantu orang dan bersih-bersih. Sebab tidak ada istilah "masih terlalu kecil" untuk memperkenalkan hal-hal baik ke anak. 

Selamat pagi!
Sawitri Wening

Baca artikel lain tentang Komunikasi Produktif di sini

#harike7
#gamelevel1
#tantangan 10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

No comments:

Post a Comment