Saturday, March 21, 2015

18th Week: Your First Playground

Sekitar satu minggu yang lalu, saya dan suami pergi ke RS Bunda Margonda untuk melakukan cek kandungan rutin bulanan. Saya selalu menunggu datangnya momen ini, ketika saya harus kontrol ke dokter kandungan dan mengetahui perkembangan terbaru bayi yang ada di dalam perut saya. Dan kali ini, entah kenapa, saya merasa lebih excited dari biasanya. Hmm... mungkin karena kata dokter di pemeriksaan selanjutnya--yaitu kali ini--kemungkinan kami sudah dapat melihat pertumbuhan organ genital si jabang bayi. Sebenarnya, saya dan suami sih tidak masalah sama sekali mau dianugerahi anak pertama laki-laki atau perempuan. Sudah dipercaya Tuhan untuk bisa mengandung seorang anak saja saya sudah sangat bersyukur. Tapi, entah kenapa ya, tidak dipungkiri saya juga penasaran dengan jenis kelamin bayi saya ini. Alhamdulillaah... Insya Allah berkat pemeriksaan USG kemarin, kami bisa mulai-mulai mencari nama anak yang lebih spesifik.  Alhamdulillaah... alhamdulillaah.

Memasuki trisemester kedua ini ada beberapa perubahan dan hal signifikan yang saya rasakan, yaitu:

1. Mulai bisa merasakan gerakan si bayi
Sebenarnya saya sudah mulai merasa gerakan bayi saya kira-kira sejak kandungan saya memasuki usia 12 minggu. Bedanya, kali ini intensitasnya lebih banyak dan gerakan yang saya rasakan lebihbervariasi. Kalau sebelumnya, saya hanya bisa melihat perubahan bentuk perut saya yang kadang lonjong ke kanan, kadang ke kiri. Sekarang saya bisa merasakan semacam hentakan-hentakan lembut. Rupanya, si bayi sudah mulai bisa menendang dan hal itu yang saya saksikan saat USG kemarin. Rasanya luar biasa sekali sampai bikin saya dan suami saya senyum-senyum sendiri. Lucu deh :))

2. Nafsu makan meningkat
Saat pemeriksaan kandungan di bulan sebelumnya, dokter menyuruh saya untuk menaikkan berat badan 3 kilo sebulan. Waktu mendengar hal itu, saya langsung menelan ludah karena saya bukan tipe orang yang doyan makan banyak. Seiring dengan berkurangnya rasa mual saya, nafsu makan saya kian meningkat. Dalam waktu kurang lebih sebulan ini, saya berhasil menaikkan berat badan 2.5 kilo (Hore!) Mesti konsisten makan banyak nih. Semangat naik 15 kilo sampe 9 bulan!!

3. Perut mulai nampak membuncit & perubahan ukuran baju
Memasuki trisemester kedua ini, perut saya sudah tampak seperi orang hamil. Orang-orang disekitar juga sudah mulai ngeh terhadap perubahan itu. Akibatnya, rok-rok bawahan yang biasa saya pakai mulai tidak nyaman digunakan karena terlalu menekan perut dan membuat sesak. Jadi, saya mesti belanja dress atau gamis yang nyaman digunakan ke kantor. Perubahan ukuran pinggul dan dada yang lumayan signifikan juga membuat saya harus mulai stok pakaian dalam dengan ukuran baru. Tapi, ada juga lho ternyata yang memang ukurannya dibuat khusus untuk ibu hamil

4. Jerawat & Dahak
Kalau ini sih kata dokter masalah hormonal. Saat hamil. hormon tertentu di dalam tubuh kita meningkat, akibatnya bisa macam-macam dan berbeda-beda tiap ibu hamil. Kalau saya, yang muncul sejak awal kehamilan adalah timbulnya jerawat di wajah dan dahak yang nggak habis-habis di tenggorokan. Katanya sih hal kayak gini akan terus berlangsung sampai si jabang bayi lahir. Jadi, walaupun muka jadi kelihatan lebih lusuh  karena jerawat, saya sih santai aja karena sudah bawaan bayi katanya. Yang agak sulit itu adalah menjaga tangan biar nggak gratilan memencet atau menggaruk bekas jerawat karena bisa meninggalkan noda membandel di wajah. Nah, kalau soal dahak ini, jujur, agak mengganggu saya sih. Karena dahaknya sangat sulit dikeluarkan, kalau sudah menumpuk di leher suka menjalar ke kepala alias pusiiing. Lagi-lagi ini nggak ada obatnya (dan memang saya prefer ngga pakai obat apa-apa untuk meredakannya selama hamil ini.) Saya hanya harus bersabar sambil pijit-pijit leher dan kepala (kadang juga minta dipijitin suami). Yah, pokoknya dicoba enjoy aja deh.

5. Berat badan bayi
Saya termasuk yang agak was-was dengan perkembangan berat badan bayi saya. Karena di trisemester pertama, berat badan saya turun 3 kilo :( Alhamdulillah waktu periksa kemarin dokter bilang berat badan bayi dan panjangnya normal. Buat patokan, saya akhirnya cari tahu soal perkembangan berat badan dan panjang janin per minggunya. Check it out! 



6. Hobi Makan Lele
Ini serius deh. Semenjak masuk minggu ke-16 kali ya, saya hobiiii banget makan lele--terutama lele penyet yang dijual di warung makan dekat kosan saya waktu kuliah dulu. Hahaha, mesti banget ditulis di sini. Dari awal kehamilan saya nggak pernah yang namanya ngidam dan kalau ada kepenginan pun masih bisa ditahan. Tapi, ada satu waktu saya pengiiiiin banget makan lele penyet di tempat yang tadi saya sebut karena emang enak banget (beneran!) Saya sampai rela ngacir sendiri ke sana setelah pulang kerja karena udah keburu laper dan kelamaan kalau nunggu suami pulang dulu. Jadi, setelah minta izin dan dibolehin langsung cus deh. Nah, saya bisa 3 kali maksimal dalam seminggu makan lele. Sampai sekarang pun masih doyan makan ikan ini, walau ngga selebay beberapa minggu yang lalu. Karena ini, saya cari tahu soal manfaat lele untuk ibu hamil. Wkwk. Ternyata kandungan gizi dalam lele banyak yang berguna untuk ibu hamil lho, diantaranya: kaya fosfor untuk membantu penyerapan kalsium, Omega 3 untuk membantu perkembangan otak janin, dan kaya akan protein hewani. Yah, mudah-mudahan saja ya semua manfaat itu berpengaruh ke saya dan janin saya. Aamiin....

Sekian update kali ini. Kalau ada yang mau menambahkan info terkait yang aku share di sini atau info seputar kehamilan lainnya, silakan lho. Hehehe...

-SW-

Saturday, March 7, 2015

Hello, Bandung!

Minggu kemarin, saya dan suami menyempatkan diri untuk melancong ke Bandung untuk menghadiri pernikahan salah satu sahabat kami di kampus, Abang & Aqisth. Waktu dapet undangannya, saya seneeeng banget karena akhirnya salah satu teman yang sering saya curhatin semasa kuliah dulu sudah mau menyusul saya, menikah. Akhirnya... Hal lain yang bikin seneng adalah saya jadi punya alasan untuk pergi ke Bandung.. (Ssst... This is my first experience visiting this city hahah. It's okay, don't stare at me like that.) Soo, me and my husband planned to stay at the city for two nights in a hotel. Anggap saja honeymoon kedua gitu... hehehe.

AYA TRAVEL (JKT - BDG - JKT)
Beruntung sekali karena seorang teman menawarkan tumpangan dan jadi guide kita selama di Bandung. Yippieee... Kami berangkat ke Bandung Jum'at sore (27/02) sekitar pukul 16 dengan menggunakan jasa travel. Setelah menerjang badai di jalan Margonda, akhirnya kami bisa masuk ke dalam bus elf bertuliskan "AYA". Yuuup, kami memutuskan untuk menggunakan jasa "AYA Travel" dengan ongkos yang relatif murah sih kalau dibandingkan dengan travel-travel lainnya, 80K saja sekali jalan. Ini juga merupakan pengalaman pertama saya naik travel, jadi saya belum bisa membandingkan dengan travel lainnya, terutama dari segi kenyamanan. Tapi, buat saya sih masih terhitung nyaman. Mungkin, karena saya duduk tepat di belakang supirnya dan ada space yang cukup luas di sana, saya bisa selonjoran deh.

Alhamdulillaah, memasuki bulan keempat mual-mual saya sudah sangat berkurang. Tapi, terakhir kali melancong ke Bekasi by taxi ternyata masih mabok. Jadil ah untuk perjalanan yang cukup panjang kali ini saya menyiapkan Antimo dan bantal kecil untuk mengganjal punggung saya (biar si dedek bayi ngga terlalu mendapatkan banyak guncangan). Setelah berkonsultasi dengan dr. Mira Myrnawati, SpOG dan googlinginsya Allah obat itu aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Perjalanan menuju Bandung itu pun saya habiskan mostly dengan tidur (because as we know, Antimo is actually not a vomit blocker, but sleep pills. Hahah...Maybe that's how it works--to make us safe from the nausea).
Siapa tahu ada yang butuh kontaknya


WARUNG TALAGA, PVJ.
Sesampainya di Bandung (sekitar pukul 20), kami dijemput oleh Ekki dengan mobilnya. Karena kelaparan, Ekki (yang minggu ini juga mau jadi suami, ihiy.) Mengajak kami ke PVJ, yang katanya tempat gaulnya anak-anak Bandung itu. Setelah muter-muter cari tempat makan, akhirnya kami mampir ke Warung Talaga, restoran sunda yang makanan khasnya tahu.

Restoran ini menyediakan makanan khas sunda dengan berbagai menu olahan tahu. Interiornya  unik, dibuat mirip warung-warung jadul gitu macam Sagoo Kitchen gitu. Waktu itu saya pesan tahu buntel dan tahu buntel. Belum bisa menilai banyak, sih. Tapi kalo dari segi makanan yang saya pesan tadi ratingnya 7/10 deh untuk warung ini.

picture: google
HOTEL CIHAMPELAS 3
Karena tak tahu harus bermukim dimana selama di Bandung, kami pun berpikiran untuk menginap saja lah di budget hotel di pusat kota. Ekki dengan baik hatinya mencari rekomendasi hotel di daerah Cihampelas dan sekitarnya. Katanya sih biar deket kalau mau cari tempat hiburan slash makan. Waktu itu kami mencari hotel dengan rate sekitar 300K-400K. Kebetulan hotel ini sedang ada promo, harga weekend jadi sama dengan harga weekdays. Kami pun hanya harus merogoh kocek 315 ribu per malam sudah dengan breakfast dan fasilitas lain (kolam renang dan gym). Kamarnya sih standard aja, yang unik adalah dinding yang menghadap ke jalan bukan ditutupi tembok, tapi full jendela. Jadi kita bisa lihat dengan jelas langit, gedung, dan jalan di sekitar hotel itu (udah dicek dari luar, kacanya gelap kok. Jadi jangan parno, Hahah..) Sayangnya, saya lupa mengabadikannya. Kita udah membayangkan bisa tidur sambil melihat bintang-bintang di langit malam harinya. Eh, ternyata tetep nggak kelihatan tuh--entah karena mendung atau emang nggak keliatan. Hotel ini juga sudah dilengkapi dengan fasilitas air panas, tapi tidak disediakan shower kit. Suami saya sampe harus jalan ke minimarket terdekat untuk beli odol dan sikat gigi

Di hotel ini, saya juga sempat ketemuan singkat dengan seorang sahabat tersayang yang ternyata sedang menginap di hotel seberang jalan. Hahah, udah jauh-jauh ke Bandung ketemunya sama dia lagi. Karena si eneng satu ini sebentar lagi mau berangkat ke Timika selama setahun... hiks. Akhirnya, kami menyempatkan untuk bertemu.




MADTARI
Warung makan ini adalah salah satu tempat pertama yang dikenalkan Ekki ke kami. Katanya salah satu tempat makan hip di Bandung gitu. Makanannya sih ala-ala warkop gitu. Yang istimewa di sini, indomie dan roti bakar yang dijual ditaburi ekstra keju (kejunya bener-bener banyak). Mungkin kalau yang ngga terlalu suka makan keju banyak-banyak jadi eneg makan menu berkeju yang ada di sana, karena saking banyaknya. Tempat ini emang nampaknya biasa dipake buat anak-anak muda berkumpul sambil nobar bola. Soalnya, ada beberapa LED TV yang lumayan besar di cafe itu. Selain menjual indomie dan roti bakar, cafe ini juga menjual makanan berat macam bakso dan bebek goreng. Madtari ini juga konon buka sampai tengah malam. Buat yang penasaran, silakan dicoba~ Nih, gambar gunungan kejunya...

picture: google


picture: google

WARUNK UPNORMAL
Sering banget dengar kalau orang Bandung itu kreatif-kreatif, Salah satu buktinya ya tempat ini, Tempat makan yang satu ini terbukti hip banget di Bandung. Tempatnya anak muda sekali dan surga bagi pecinta indomie (karena sedang hamil, saya nggak memesan indomie sih). Menu di sini anak muda bangeeet. Salah satu yang lagi hip adalah makanan atau minuman yang dicampur atau berasa green tea--roti bakar, susu, alpukat kerok, eskrim.. Hmmm semuanya menggugah selera. Sayangnya, daku lagi-lagi tidak bolah mengonsumsi teh hijau banyak-banyak. Di sini juga banyak menu olahan indome goreng ataupun rebus yang bisa dipilih, jadi kalau mau nyobain rasa lain.

Segelintir menu di Warunk Upnormal (picture: google)

Menurut saya, konsep cafe ini keren sih. Mereka mencoba memfasilitasi kebutuhan pelanggan yang i guess segmennya anak-anak muda. Selain menu makanannya yang tempting, cafe ini juga menyediakan fasilitas wifi, stop kontak (colokan), board games macam monopoli, UNO, dsb. plus cafe ini buka sampe jam 3 pagi. Buat mahasiswa yang fakir tempat pewe buat nugas, tempat ini terdengar menarik, kan? Meskipun begitu, kalau hobi kesini lebih baik jangan pesan indomie melulu. Coba rasain nasi gokil atau nasi wagyunya juga. Lumayan lho. Buat yang penasaran, mereka juga ada akun twitter lho @warunk_upnormal.



Finally, these are some of the photographs that i took at Bandung. After not writing this much for a long while, it such an effort for me to start the habit over again. I'm so sorry for the shallow reviews and those pictures that mostly grabbed for free from google. It's always be my weakness not to keep the memories into photographs, especially when i'm eating. I'll do my best for the next post. See you!






- SW -