Monday, November 21, 2016

Catatan Ibu: Ken Belajar Bicara

Menyebut Nama Benda pada Gambar Tas Laundry

Di usianya yang memasuki usia 15 bulan ini. Ken sedang semangat-semangatnya belajar bicara. Entah sudah berapa banyak kata yang ia tahu. Inisiatif untuk mencatat kata apa saja yang dikenal Ken, saya mulai sejak ia berusia 11 bulan. Saat itu sudah sekitar 24 kata yang berhasil dikuasainya dengan penyebutan suku kata terbelakangnya saja. Misal, Ikan jadi "an", Ayam jadi "am", dsb. Setelah itu, buyar pencatatannya karena Ken meningkatkan kemampuan menyebut kata dengan begitu cepat. Sampai sekarang, pencatatan tetap dilakukan dengan video di instagram dengan hashtag #bahasakenmaruta (tapi akunnya di-private :p). Harapannya supaya saya tahu bagaimana seorang anak mengembangkan kemampuan bahasanya. Menarik deh. Saya juga membuat hashtag lain seperti #kesehatankenmaruta #emosikenmaruta #catatanibukenmaruta disertai dengan keterangan usia Ken dengan harapan memudahkan saya mengingat-ingat perkembangan anak saya. Sekalian buat bahan evaluasi buat pengasuhan anak kedua (eh, dah ngomongin anak kedua ajaaah.. Aamiin dulu deh).

Jadi, mumpung anaknya lagi semangat belajar bicara... berikut ini catatan tentang apa saja yang saya lakukan untuk mendukungnya dan apa yang saya pelajari tentang perkembangan kemampuan bahasa Ken.

1. Rajin baca buku dan ajak ngobrol bayi saat sedang hamil. Saya percaya banget kalau kebiasaan ibu atau orang tua sejak masih mengandung bayi akan berpengaruh ke anak kelak. Sejak dari masih di dalam perut, sama seperti kebanyakan orang tua lakukan; sering ajak bayi berbicara, didengarkan bacaan-bacaan, dsb. Kalau waktu hamil Ken, saya ingat waktu senggang saya biasanya akan saya habiskan dengan membaca novel-novel ringan. Malah lebih cepat selesai dan lebih banyak buku yang bisa saya baca dibandingkan biasanya. Dulu ayahnya Ken selalu bilang, "kayaknya anak kita nanti anaknya suka baca nih." Saya mah mengaminkan saja, semoga benar. Sekarang sih Ken lagi hobi banget minta ambilin buku dan bacain atau minta ambilin aja semua. Perasaannya? antara senang dan lelah, hahahaha.

2. Membacakan buku (read aloud) sejak masih newborn. Saat sedang hamil, saya pernah membaca suatu artikel tentang penelitian yang menyebutkan, kurang lebih, anak yang dibacakan buku sejak masa awal kehidupannya akan memiliki kosakata yang lebih banyak dari anak yang tidak dibacakan buku. Bukunya? Apa aja. Saya pun mulai membacakan Ken buku sejak ia berusia kurang dari 2 bulan. Yang saya bacakan novel atau buku macam "Supernova", "Mengenal Pribadi Muhammad", "The Hobbit", dsb. Intinya buku apa aja yang lagi saya baca, dibacakan keras-keras kayak lagi ngedongengin Ken. Anaknya yah dengerin aja sampai bosan. Kalau udah bosan ya dia menangis. Harapannya waktu itu; Ken familiar dengan buku sehingga akan suka membaca buku, dan supaya anaknya sedini mungkin mengenal berbagai macam kata dan kalimat dengan struktur yang rapi, teratur, dan mengalun (macem lagu aja, mengalun). Kalimat dalam novel tentu lebih baku dan terstruktur dibandingkan dengan kalau mengobrol biasa. Tapi, kebiasaan ini nggak rutin juga sih saya lakukan. Ya kalau lagi pengin aja dan kebetulan lagi baca buku aja.

3. Mengajak bicara seperti layaknya berbicara pada anak yang sudah besar. Nah, kalau ini ibu saya yang ikut mengasuh Ken waktu kami di Jakarta juga sudah melakukannya. Saya belajar banyak dari beliau yang tak pernah putus katanya kalau sedang bersama Ken. Ada saja yang diobrolin seperti sedang bicara sama anak yang sudah besar saja. Tanpa didayu-dayukan, tanpa dicadel-cadelkan. Tapi tetap anak kecil suka dengan gaya bicara yang dilebih-lebih dan terlihat bersemangat. Mereka akan lebih memperhatikan apa yang kita bicarakan.

4. Mengenalkan segala macam nama benda. Segala macam di sini maksudnya benar-benar segala macam. Bukan hanya mengenalkan yang ada di dalam buku, TV, atau hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas sehari-harinya. Tapi, termasuk juga hal-hal random. Misalnya, kalau lagi di rumah lagi beberes ada skrup jatuh, saya suka tanya ke Ken, "ini apa Ken?" ya jelas lah dia akan jawab asal atau diam aja karena belum tahu itu apa. Terus saya kasih tahu namanya apa dan dia akan mencoba mengulang. Surprisingly, next time dia ketemu benda itu lagi, meski sudah lama, dia akan ingat namanya apa. Yes, your baby is that smart! Saat ini, Ken sudah tahu ada benda bernama cotton bud, krim, helm, atap, kabel, shower, dsb. Tapi, saat ini justru kami sering sekali dibuat kaget karena Ken tiba-tiba tahu kata yang bahkan belum pernah dikenalkan secara sengaja, hanya dengan mendengarkan percakapan saya dan suami yang bisa dibilang cuma selewat aja.

5. Menjelaskan segala hal yang sedang saya lakukan. Sama halnya dengan poin di atas. Saya juga hampir selalu menjelaskan apa yang sedang saya/kami lakukan. Semua selalu dimulai dengan bertanya kepadanya, "ibu lagi apa, Ken?" dan selanjutnya menjelaskan "ibu lagi menyapu/mencuci piring/masak/dsb". Tujuannya agar dia mulai memahami situasi.

6. Banyak bertanya kembali pada anak. Biasanya saya akan mengulang lagi apa yang sudah dipelajarinya dengan cara bertanya "ini namanya apa?" atau "ibu lagi apa, Ken?"--biasanya sambil masak, nyapu, atau ngelipet baju. Atau challenge him to find a certain thing. Ini jadi andalan saya banget kalau lagi nggak pengin diganggu Ken pas lagi masak atau makan, supaya dia sibuk. Misal, "Ken, mobil yang dikasih Cutbang mana ya? Dari tadi ibu nggak lihat." Terus dia akan kembali dengan mobil di tangannya. Terus tanya lagi. Begitu terus sampai dia inget kalau dia mau minta duduk di highchair atau minta dipangku. Sambil menyelam minum air, bu. Hahahah.

7. Membaca buku bersama/partisipatif. Nah, berbeda dengan poin kedua. Ketika anak sudah mulai bisa diajak komunikasi dua arah, tips nomor dua udah nggak berlaku lagi. Ken kalau dibacain buku, dibacain aja walau sambil sama-sama lihat buku dan gambarnya, dalam hitungan detik dijamin dia bakal kabur karena bosan. Yang bikin dia senang untuk ikut membaca ya sambil ditanya-tanya, diminta cari gambar apa, mengulang nama tokoh, dsb. Intinya Ken harus diajak membahas isi cerita bersama yaitu dengan menyebut kembali gambar-gambar yang ada di buku. 

8. Memperhatikan, mengingat, dan menanggapi maksud dari ocehannya. Ini menurut saya poin yang paling krusial, tsah!  Semakin paham kita dengan apa yang coba diucapkan bayi, semakin cepat bayi membenarkan pengucapan kata ke yang seharusnya. Soalnya menurut bagaimana bisa membantu membenarkan dan mengulang kalau kita tidak tahu apa maksudnya. Karena hampir 24 jam selalu bersama Ken, saya berkesempatan mengikuti betul bagaimana tranformasi pengucapan sebuah kata oleh Ken. Misal, "An" jadi "Itan" baru "Ikan". Saya hampir selalu paham maksud yang ingin dia sampaikan meskipun pengucapannya tidak jelas atau bahkan jauh dari kata yang sebenarnya. Ya banyak juga lah kata-kata yang sampai sekarang saya masih clueless artinya apa. Kayak Ken suka sekali bilang "apopeeet.. apopeeet.." Apa pula maksudnya itu?! Kalau saya hanya mengulang apa yang ia katakan, dia akan menertawakan saya karena ngeh kalau ibunya nggak paham apa yang ia katakan. Respon yang saya tunjukkan berbeda dengan apa yang dia harapkan, sehingga terkadang malah jadi kesal. Kalau sudah begitu biasanya saya mengaku ke dia kalau nggak tahu maksudnya apa atau bilang "oh iya.." Intinya harus tetap ditanggapi supaya anak merasa dihargai dan didengar. Berbeda kalau kita paham maksudnya, misal dia bilang "An" oh, maksudnya "Ikan". Tugas kita mengajarkan pengucapan yang benar, sehingga akan cepat pula anak tahu bagaimanavmengucapkan kata itu secara tepat.

9. Meneruskan kata dalam lagu. Cara fun lain belajar bahasa selain dari buku ya dari lagu. Untuk lagu yang sudah familiar, dia akan mampu meneruskan kata dalam nyanyian. Awalnya hanya suku kata dibelakang, misal kalau saya menyanyi "kau sahabat seja..." dia bisa meneruskan "..ti" begitu sampai lagunya habis. Cara ini juga membantu kemampuan anak dalam merangkai kata. Saat ini Ken sudah bisa merangkai 2-3 kata. Contohnya, dia suka tiba-tiba bersenandung "tau..tabat..ti.." artinya "kau sahabat sejati" bersama dengan nadanya. Malah sekarang hobinya ngajakin nyanyi terus, biasanya dia akan menyebut kata pertama supaya saya meneruskan kata selanjutnya. Kalau dicuekin, dia nggak akan berhenti ngomong kata itu dan berujung ngambek. Ya abis disuruh nyanyi terus, kan capek yaa... :'D



10. Menjelaskan dan bertanya tentang isi video/gambar yang sedang dilihat.  Ken belajar banyak kata juga dari menonton. *Iya, bu... saya bukan termasuk ibu idealis yang benar-benar tidak memberikan screen-time untuk anak. Ya biasanya kalau lagi sibuk ngerjain sesuatu, saya tunjukkan video-video favorit Ken supaya dia ada kegiatan. Sambil masak, cuci piring, sambil ngomong dan nanya-nanya "Lagi apa itu mobilnya, Ken?" atau "Waaah, Ryan senang ya main air." Biar bisa menanggapi begini, sebaiknya harus tahu dulu isi videonya apa supaya . Biasanya Ken juga akan membicarakan apa yang dilihatnya dengan excited. Tentu saja, sambil mengerjakan hal lain, saya tetap menanggapinya. Jadi, anak tetap bisa belajar dan meningkatkan kemampuan bahasanya saat menonton. Oiya, untuk kata-kata yang masih clueless, saya curiga sih dia dapat kata itu dari menonton video yang mostly berbahasa Inggris. Karena bukan bahasa ibu, tentu saja saya tidak familiar dengan bagaimana kira-kira bentuk pertama suatu kata, dalam bahasa Inggris, muncul pada bayi. Misal, kata "Squirell" yang muncul pertama "kuieo". Kalau nggak tau konteksnya, mana paham kita kalau itu artinya tupai.

11. Membetulkan ejaan. Yap, meskipun anak sudah bisa mengatakan suatu kata dengan caranya. Saya biasanya tetap mengajarkan Ken bagaimana mengucapkan suatu kata dengan benar. Misal, Ken kalau menyebut kata "mobil" itu menjadi "dombin". Lalu, saya coba benarkan dan dia bisa mengatakannya menjadi "mobin" lebih dekat dengan bentuk aslinya. Jadi, setiap kali dia bilang "dombin" saya biasanya langsung membetulkan sambil memberi tekanan "mooooobil". Tidak apa perlahan-lahan dibetulkan, dia masih akan terus menyebut "dombin" dan terkadang "mobin". Just make it fun!

12. Memberikan apresiasi saat ia mampu menyampaikan kata/kalimat dengan lebih baik. Ini yang paling penting, sebab anak jadi akan semakin semangat belajar. Betul nggak, buibuuu? ;)

Fase belajar berbicara ini bagi saya adalah fase magis yang benar-benar membuat saya selalu teringat akan kebesaran Tuhan. Bagaimana seorang anak yang hanya bisa menangis tadinya, kini bisa berkomunikasi dengan berucap kata-kata. Karena kata itu begituuuuuu kaya dan bahasa itu begiiiitu kompleks, ada saja hal baru yang saya temui dari Ken. Rasanya setiap hari ada saja pencapaiannya. Untuk catatan juga, setiap anak itu unik. Berbeda-beda ada yang cepat atau lebih lambat pencapaiannya dalam aspek apapun. Tugas kita memberikan stimulus untuk membantunya. Sekian dulu sharingnya. Semoga bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Silakan diambil yang baiknya saja dan dibuang yang buruk-buruknya. Sama-sama belajar ya bu... Silakan kalau ada yang mau menambahkan. Terima kasiiiih...

Selamat pagi!
Sawitri Wening

Saturday, November 19, 2016

Hal Baru Ketika berada di Bristol (Part 1)

Menunggu Bus
Haaai! Gimana kabarnya?

Kali ini cerita random aja sih. Tentang hal-hal baru apa aja yang saya temui selama tinggal di Bristol, berikut dengan ke-norak-annya, hahaha. Maklum, ini pertama kalinya saya ke luar negeri. Jadi banyak hal baru yang bikin saya terperangah sendiri karena jarang atau bahkan nggak pernah saya temui di Jakarta. Ini beberapa diantaranya.

1. Family Room
Begitu sampe Bandara Heathrow, London. Yang pertama dicari sebagai ibu menyusui, so pasti dong... ruang menyusui. Cari Nursery Room nggak ketemu dan orang yang ditanya bingung. Ternyata di sini nggak pake istilah "Nursery Room" tapi "Family Room" dimana bapak juga bisa ikutan masuk. Jadi nggak khusus untuk ibu-ibu aja. Ruangannya cukup luas. Isinya juga nggak cuma untuk menyusui dan ganti popok aja, tapi juga ada toilet untuk orang dewasa. Bagus juga sih kayak gini. Jadi kalo lagi berkeperluan, ayahnya Ken nggak usah nunggu bengong di luar. Konsep kayak gini katanya di Indonesia udah ada ya, seperti di AEON Mall  dan soon ada di PIM #CMIIW.


2. Stroller bisa masuk bus umum
Waktu mau balik ke terminal bus dari hotel, kita sempet bingung barang-barang kita mau ditaro dimana nanti ya di bus. Secara bawa 3 koper gede plus stroller dan tentengan segambreng. Kebayangnya bus di sini modelnya kayak metromini/kopaja cuma versi lebih gede, hahah. *polos sekali diriku* Nggak tahunya, nggak! koper tinggal masuk aja dan stroller nggak perlu dilipet soalnya ada space besar di bagian depan khusus wheelchair (biasa juga digunakan untuk meletakkan stroller). Berhubung waktu itu lg kosong, jadi supir bus nggak protes kita naikin koper segitu banyak. Kebayang kan nyaman banget busnya, walaupun lumayan juga harga tiketnya sih, paling murah untuk 3 halte pertama, sekali naik £1 (kali aja sama nilai tukar ke rupiah sekarang). Makanya kalau nggak penting-penting amat, lebih pilih jalan kaki deh untuk berhemat.


3. Toilet tanpa air bilas
Serius deh, sampai sekarang masih suka bertanya-tanya gimana cara mereka cebok tanpa air? Pakai tissue aja kali ya? Kalau kami, karena nggak terbiasa nggak pakai air ya kemana-mana bawa botol minum khusus untuk bilas. Di kamar mandi pun, kami sediakan botol kosong di samping toilet khusus untuk bilas. Yeah, sounds silly... but, that is what we actually do to keep us feel comfort.


4. Uang receh segambreng
Begitu jajan pakai uang besar sedikit di sini, dikembaliinnya pakai receh (pence) segambreng beda-beda pula gambar dan nominalnya. Sampai sekarang saya juga nggak hapal. Alhasil, kalau udah males cari-cari recehan, pas belanja saya sodorin aja dompet receh ke kasirnya supaya dia pilih sendiri atau nggak siapin di rumah sebelum transaksi. Kalau recehan berkurang banyak, rasanya beban hidup juga ikut berkurang *lebay*


5. Kulit kering
Minggu pertama di sini, kulit rasanya kaku banget, bibir pecah-pecah, wajah mengelupas. Kulit orang tropis lagi ngamuk karena tiba-tiba mesti ada di tempat dingin dan berangin seperti di sini. Kalau di Jakarta cari produk yang nggak bikin kulit berminyak--soalnya bubar udah kalau kena keringet. Di sini malah mengais-ngais minyak. Bio Oil yang biasa dipake seiprit-iprit karena takut muka kayak kilang minyak, sekarang dipake udah kayak pake air pas cuci muka *lebay*. Sabun cuci muka dari Indonesia juga terpaksa pensiun dini. Moisturizer jadi teman sejati. Lucas Papaw sengaja dibeli untuk menyelamatkan bibir supaya nggak pecah-pecah. Tapi, lama kelamaan kulit beradaptasi kok.


6. Motor tertib
Di sini jaraaaang sekali ketemu motor. Kalau ada pun di antara jejeran kendaraan yang berhenti saat lampu merah, paling cuma ada satu. Itu juga dia ikutan ngantri, nggak nyelip-nyelip berusaha menjadi yang terdepan ada di lampu merah. Sempat heran juga sih waktu lihat hal ini. Beda banget sama yang terjadi di Jakarta. Selain itu, yah semua kendaraan tertib nggak ada yang berusaha nyerobot lampu merah. Selalu mendahulukan pejalan kaki yang mau menyeberang, tanpa ngamuk-ngamuk dan maki-maki. Impian yang insya Allah bisa terwujud suatu saat nanti di Kota Jakarta kita tercinta. AAMIIN!!!


7. Gratifikasi? Big No!
Ini sebenernya dari pengalaman saya sendiri. Jadi, ceritanya dari pihak penyedia akomodasi mau ada instalasi hanging rail dan rak lemari yang ternyata belum terpasang di beberapa kamar, termasuk flat kami. Kebiasaan di Indonesia, ada abang-abang atau tukang datang ke rumah kan suka disuguhin apa gitu ya, kopi atau gorengan. Nah, pas tukangnya dateng saya nggak ada sesuatu untuk disuguhi, yaudah aja selesai mereka kerja, saya oleh-olehin rendang uda gembul buat mereka sebagai ucapan terima kasih. Ternyataaa oleh-oleh saya ditolak mentah-mentah dong *heartbroken*. Mereka malah bilang gini, "well, i'd really love to accept them. I don't mean to be rude or something like that. But, it's forbidden for us to accept things like gifts or tips from the customers. Because if my boss know, we will be fired." Saya speechless sesaat. Walau maksudnya baik, tapi entah kenapa ada perasaan malu dan cuma bisa bilang, "Oh, ok sorry.. i trully understand that." Abis itu mikir.... Kok bisa ya mereka sejujur itu. Maksudnya, saya terbiasa dengan fakta kebanyakan orang pasti mau terima pemberian orang lain dan bahkan nggak peduli atau takut ketahuan kalau sebenarnya mereka nggak boleh nerima hadiah atau semacamnya. Well, a lesson learned. *Coba bapak-bapak penghulu yang masih pasang tarif buat nikahin orang, mungkin bisa belajar dari bapak tukang di sini.

8. "Need a bag?"
Belanja apa pun di sini, terutama di supermarket, ini pertanyaan yang pasti akan ditanyain kasir. Kecuali kita cuma beli barang kecil, kayak sikat gigi satu. Nggak bakal ditanya dan nggak bakal di kasih kantong plastik. Yes, di sini kalo mau pake plastik bayar sebesar 5p atau 10p untuk kantong yang lebih besar. Kebijakan yang baru diberlakukan di Indonesia dan banyak direwelin sama beberapa pihak. Mungkin karena sudah terbiasa, orang-orang di sini kalo belanja ya bawa tas belanja sendiri atau bahkan ada trolley khusus buat belanja. Asik-asik aja. Kami yang kadang masih suka kelupaan bawa tas belanja, jadi ikutan belajar. 


9. Pecahan botol di jalan
Sejujurnya, begitu sampai daerah deket flat kami. Saya agak serem sih karena banyak pecahan botol di jalan. Awalnya saya bingung ini pecahan kaca apa. Ternyata kata Mbak Mimi, yang udah duluan tinggal di Bristol, kalau itu ulah orang mabok yang suka mecahin botol sembarangan. Horor dong langsung ngebayanginnya. Pecahan botol kayak gini nggak cuma ada di daerah rumah saya aja, tapi banyak di jalan-jalan. Nggak banyak sih.. mungkin udah dibersihin sama petugas kebersihan. Kalau malam minggu, kebetulan sebelah flat ada bar, pasti aja denger suara orang party. Tapi, alhamdulillaah nggak bising sih, karena jaraknya nggak sedekat itu. Malam-malam pertama di sini, dimana masih jetlag dan suka kebangun tengah malam, suka serem sendiri dengar suara orang berantem teriak-teriak nggak jelas. Suara sirene mobil polisi. Serasa lagi ada di adegan film action gitu. Tapi, lama-lama biasa karena ternyata hal kayak gitu di sini biasa.. hmmm... 


10. Wifi gratis dimana-mana
Salah satu hobi yang muncul begitu sampe Bristol adalah main IG Story. Hahahah... Makanya kalo ada yang suka heran emak anak satu ini suka banget main IG story ya alasannya karena ini. Wifi gratis ada dimana-mana, bu. Gratis. Jadi, sebenarnya kalo nggak top-up pulsa pun masih bisa bertahan di sini. Melipir aja cari tempat yang ada wifinya. Di mall, di jalan, di restoran, di supermarket, di bus, bahkan di flat kami pun udah termasuk biaya internet yang kalau dibandingkan koneksi indihome di rumah mah jauh. Jauh lebih cepat.


11. Mesin cuci ajaib

Sebelum sampai sini, saya selalu bertanya-tanya di UK yang katanya dingin, ngeringin bajunya gimana ya? Bisa jemur baju nggak ya? Ternyata bisa-bisa aja, asal matahari lagi nongol. Tapi, seringnya sih mendung-mendung gitu  apalagi pas winter kayak sekarang. Ternyata mesin cuci di sini ajaib karena pengeringnya bisa benar-benar kering sampai kalau pakaiannya keluar dari mesin cuci, berasa kayak abis disetrika panasnya--tapi lecek. Ini sih karena saya aja yang norak nggak pernah punya mesin cuci kayak di sini. Hahah... 


12. Keran panas-dingin
Katanya sih salah satu keunikan wastafel di UK adalah ada keran buat air panas dan dingin. Nah kalau di dapur kerannya memang dua. Kalau di kamar mandi cuma satu tapi bisa sekaligus untuk mengatur suhu airnya. Kenapa dibedain ya? Karena air yang keluar dari keran dapur bisa langsung diminum (air dingin aja, air panas nggak), sementara kalau di kamar mandi nggak bisa diminum.


13. Surga pejalan kaki/peseda
Kalau yang satu ini, nggak bisa dipungkiri lagi deh. Salah satu hal yang membahagiakan tinggal di sini ya karena lingkungannya begitu ramah pejalan kaki dan pengguna wheelchair (kalau buat saya, stroller). Setiap trotoar pasti ada sela untuk pengguna wheelchair supaya lebih mudah naik ke trotoar. Nggak heran di sini penyandang difabel banyak yang mandiri kemana-mana sendiri pakai wheelchair, manula jalan tertatih-tatih sambil dorong trolley sendiri naik-turun bus, ibu-ibu dengam stroller ada di mana-mana macam mall di Jakarta. Masih berharap semoga Jakarta dan kota-kota di Indonesia kelak juga bisa seramah dan serapih ini. AAMIIN! Semangat buat bapak gubernur!


14. "You ok?"
Selama di sini, kayaknya udah dua kali saya disapa orang nggak dikenal dengan pertanyaan, "Assalamu'alaykum... You ok, sister?" Awalnya saya bingung maksudnya apa. Nanya kabar kah? Ya kalo ada yang nanya, otomatis saya jawabnya "i'm fine... thanks." Suami pun kalau di mesjid suka disapa orang denga perkataan itu. Yang ternyata emang nanyain kabar. Jadi ini tuh semacam british slang buat "how are you?" 


Wah, baru sebentar tinggal di sini aja udah banyak banget hal unik yang saya rasakan. Alhamdulillaah, banyak hal yang bisa disyukuri dan dipelajari dari sini. Banyak juga hal yang bikin saya terus berharap akan kemajuan bangsa sendiri. Di atas langit masih ada langit, begitu katanya. Mungkin, nanti saya akan share lagi hal unik lain yang saya temui di sini. Gimana? Tertarik berkunjung ke tempat baru dan membuat catatan tentang hal unik yang ada di sana? ;)

See you at the next post!

Cheers,
Sawitri Wening