Friday, November 17, 2017

Komunikasi Produktif: Mobile Legend


Catatan kali ini agak berbeda dengan catatan sebelumnya. Kalau yang sudah-sudah saya menceritakan tentang komunikasi yang saya lakukan dengan Ken, sekarang saya mau cerita yang berkaitan dengan suami. 

Coba siapa di sini yang tersenyum waktu lihat judul postingan ini, hahahah. Tos dulu bu, mungkin kita senasib punya suami yang suka main game. Eh, tapi apakah kebanyakan laki-laki memang suka main game ya. Jadi, singkat cerita, suami saya lagi keranjingan main game online Mobile Leged. Saya saking nggak pahamnya kenapa suami suka banget main ini, jadi ikutan coba main juga. Eh, tapi yang ini cerita lengkapnya di postingan terpisah aja. Sekarang fokus cerita tentang komunikasi produktif.

Entah udah berapa kali suami saya meminta saya untuk pijit dengan Mbok Jamu langganan mama mertua. Alasannya, emmm… Nggak ada alasan khusus sih, kayaknya supaya saya bisa ada waktu buat relaksasi aja. Soalnya, setahun nggak pernah ke salon buat pijet kan karena di Bristol mah ngapain banget ke salon, buang-buang duit.  Jadi, begitu mendarat di Bekasi, suami rajin banget minta saya arrange waktu pijet sama Mbok jamu setiap kali di rumah ada yang pijat. Akhirnya kemarin kesampean juga pijat. Ekspektasi di awal, saya pijat dengan tenang sambil dengerin mbok jamu cerita, terus ketiduran pas dipijet. Kenyataannya, Ken masuk kamar dan ngegercokin ibunya lagi pijet, berantakin mainan, dan naik-naik ke punggung ibunya. Hahahaha, bubyaaaar sesi me-time santai-santai ibu.

Terus, ayahnya kemana? Katanya mau jagain selama ibunya Ken pijat. Iyaaah, main Mobile Legend :’( Tahu kan buibu, kalo main mobile legend itu nggak bisa diapause, alias mesti fokus biar nggak kena AFK. Terus, menurut penelitian dibilang laki-laki itu kalau sedang melakukan sesuatu selama 10 menit, dia bakalan fokus ke sesuatu itu dan nggak bakal dengar atau peduli sekitarnya, termasuk saya yang minta tolong supaya Ken diamankan dulu. Bukan karena gerecokin saya, tapi karena dia mainan mangkok kaca. Kan ribet ya lagi dipijet tengkurep gitu, mesti ngejar-ngejar bocah yang nggak mau udahan main mangkok dan PRANK! pecah kan…..

Sesudahnya, saya pun menyampaikan uneg-uneg saya ke suami soal kejadian tadi siang.

Ibu: Ayah, aku nggak apa ayah main game. Tapi, boleh tolong lihat sikon nggak kapan waktu yang tepat untuk main game.
Ayah: Iya, maaf ya bu tadi.
Ibu: Kalau Ken lagi tidur begini, silakan ayah main game.
Ayah: Nggak… aku nggak main game
Ibu: Ya nggak apa  sekarang nggak main game, tapi nanti pas anaknya bangun ayah jangan main game dulu. Nanti kalau ibu mau minta tolong, susah.

Hehehe, sebenarnya saya nggak tahu sih ini sudah termasuk komunikasi produktif atau bukan. Tapi, yang saya lakukan adalah mencoba menyampaikan apa yang saya rasakan dan memberikan solusi kepada ayahnya Ken karena saya tahu kesenangannya bermain game dan tahu serunya. Jadi, saya berusaha untuk tidak melarangnya karena mungkin dengan main game dia bisa melepaskan stress dan katanya bisa bersosialisasi dengan teman-teman lamanya. It’s a win-win solution, isn’t it? Yea, hope so.

Cheers!
Sawitri Wening


#harike10
#gamelevel1
#tantangan 10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

No comments:

Post a Comment