Saturday, June 24, 2017

Pelayanan Kesehatan dan Vaksin di UK


Sebelum berangkat ke UK, salah satu hal yang harus dipikirkan adalah mengenai penanganan masalah kesehatan begitu kita sampai di negara tujuan. Namanya manusia, kita kan nggak pernah tahu ya akan dikasih sehat terus sama gusti Allah atau akan dikasih cobaan sakit. Jadi, memang mesti prepare banget untuk hal ini, apalagi mau pindak ke lingkungan serba baru yang segala sesuatunya asing buat kita. Kalau pindah ke UK, yang paling berasa adalah perubahan suhu dan kelembaban udara yang lumayan signifikan bedanya kalau dibandingkan dengan Indonesia, khususnya Jakarta. Bulan-bulan pertama di UK, siap-siap dengan serangan masuk angin dan ingusan. Minimal itu yang terjadi di keluarga kami yang tiba di UK pada bulan September saat sedang autumn. 

Obat-Obatan
Hal pertama yang kami pikirkan adalah membawa obat-obatan yang mungkin akan sulit ditemui di UK alias tidak dijual bebas. Walaupun sebenarnya bukan tipe orang yang gampang minum obat, kekhawatiran ini bikin kami antisipasi untuk beli segambreng obat-obatan warung untuk stok selama setahun di UK. Beberapa info dari teman, di UK itu cukup sulit mendapatkan obat warung. Jadi, kami pun membawa cukup banyak obat-obatan seperti paracetamol, obat diare, obat flu, dsb. Begitu sampai UK, ternyata cukup mudah kok mendapatkannya apalagi paracetamol banyak banget dan gampang sekali ditemukan dimanapun. Saran saya, nggak perlu bawa banyak-banyak untuk obat-obatan yang saya sebutkan di atas. Tapi, bawalah stok yang cukup untuk obat herbal seperti Tolak Angin, Minyak Kayu Putih, Minyak Telon (bagi yang punya baby), koyo dan Minyak pijat. Karena percayalah, Tolak Angin dan Minyak-minyakan itu adalah barang langka di UK. Saya sendiri baru ketemu yang jual saat sedang ada Festival Indonesia dan itupun harganya udah jauh lebih mahal dibandingkan kalau beli di Indonesia. Padahal ini penting sekali buat warga garis khatulistiwa, seperti kami ini, yang baru pindah ke negara Eropa yang sehari-hari dingin dan berangin sampai menusuk tulang. Minimal untuk pencegahan dan menjaga tubuh tetap hangat. 

NHS (National Health Service)
Kalau di Indonesia ada BPJS, di UK ada yang namanya NHS. Konsultasi dan berobat di UK itu mostly gratis, kecuali dental treatment kalau nggak salah ya. Caranya adalah dengan mendaftarkan diri ikut program NHS. Setelah menebus BRP (atau KTP kalau kita mah nyebutnya), hal pertama yang penting dilakukan adalah daftar NHS. Mirip-mirip sih kayak di Indonesia, kita daftar ke faskes 1 atau semacam puskesmasnya gitu. Pilihannya bisa dilihat di website nhs.uk dengan memasukkan kode pos alamat tinggal kita. Kalau saya, waktu itu daftarnya langsung nyamperin faskes 1-nya. Tinggal isi data diri dan akan aktif terdaftar setelah 3 hari kerja. Setelah itu, bisa langsung buat appointment untuk ketemu GP (dokter umum)/ nurse. Enak ya gratis pelayanan kesehatannya. Ngantri nggak? Sama ngantri juga. Biasanya kalau bikin appointment hari ini, dijadwalkan ketemu GP-nya 2 minggu kemudian (sabar-sabar aja. Kalau sakitnya sembuh duluan ya alhamdulillaah) kecuali kalau untuk kasus yang darurat ya. 

Kami sendiri, alhamdulillaah, belum pernah berobat ke GP kecuali untuk vaksin Ken. Eh, pernah deh sekali untuk pap smear test dan konsultasi. Hasil tes-nya dikirim via pos. Iya, di UK itu masih lho terbiasa dengan budaya kirim-kirim surat, segala tagihan dkk biasanya akan dikirim lewat pos. Jadi, yang namanya kotak pos itu hampir nggak pernah nganggur, terutama bagi yang suka belanja online.
Surat Hasil Pemeriksaan Serviks dari NHS

Pelayanan kesehatan gratis ini, juga berlaku untuk ibu hamil. Jadi, buat yang hamil dan berencana melahirkan di UK, tenang semua biayanya gratis. Sama halnya dengan di Indonesia, pengguna NHS ini secara default akan ditangani oleh bidan. Jadi sejak awal akan didorong untuk melahirkan secara normal (bisa dengan metode water-birth juga). Asyiknya, setelah melahirkan, ibu akan mendapat kunjungan dari bidan sampai beberapa minggu. Gunanya untuk memantau kesehatan fisik dan mental ibu dan anak pasca melahirkan, bahkan disediakan semacan kelas parenting gitu. Iya yang perlu digarisbawahi dan bikin saya happy begitu tahu, kesehatan mental ibu juga ikut dipantau. Ditanya bagaimana perasaannya setelah melahirkan, merasa kesepian atau kelelahan, dsb. Mengingat baby blues syndrome adalah fenomena yang umum terjadi pada ibu yang baru melahirkan, rasanya jadi penting banget ya karena nggak sedikit yang akhirnya berujung jadi trauma dan depresi yang berkelanjutan. 

Catch-up Vaksin di UK
Vaksin pertama yang saya berikan untuk Ken saat di UK adalah vaksin influenza. Berbeda dengan di Indonesia, vaksin ini jadi salah satu vaksin wajib yang diberikan ke anak-anak ataupun orang dewasa, terutama ketika mulai masuk musim dingin. Benar memang, terasa bedanya di diri Ken. Yang biasanya kalau flu hanya sampai sekitar seminggu, lalu sembuh. Di awal musim dingin, Ken meler terus sampai kurang lebih sebulan atau dua bulan. Pileknya hilang timbul gitu, jadi hari ini hilang 3 hari kemudian pilek lagi. 

Memang, ada perbedaan antara jadwal imunisasi di Indonesia dengan di UK. Seperti kalau di Indonesia Hepatitis B itu wajib, kalau di UK, itu adalah vaksin pilihan. Lengkapnya silakan lihat link di sini. Kalau kita sudah mendaftarkan anak kita di faskes terdekat, biasanya mereka akan mengirim notifikasi terkait jadwal pemberian vaksin, bisa melalui sms, telepon, email, ataupun surat. Jadi, kita nggak kelewatan memberikan vaksin. Tapi, info dari salah satu nurse di faskes tempat kami mendaftar, ternyata NHS juga masih berbenah terutama dalam hal administratif. Jadi, ada ajalah pasien yang missed tidak terdata dan akhirnya nggak dapat notifikasi, kayak nasibnya Ken. Alhasil, saya harus datang ke faskes/klinik untuk bikin appointmet lagi kalau mau vaksin.

Berhubung akhir-akhir ini lagi ramai lagi soal vaksin di Indonesia, jadi teringat lah ibu pelupa ini kalau Ken belum catch-up beberapa vaksin, yaitu Hib, DPT ulangan, dan MMR. DPT ulangan ternyata Ken tidak bisa dapat karena di jadwal vaksin di UK, DPT ulangan itu diberikan pada anak usia 3 tahun, berbeda dengan yang ada di Indonesia. Yes, semua vaksin tersebut gratis. Meskipun begitu, awalnya kami sempat galau memberikan vaksin MMR kepada Ken karena dari website NHS ini, disebutkan kalau MMR, Children Nasal Flu, dan Shingles Vaccination adalah jenis vaksin yang mengandung gelatin babi. Sebagai orang muslim, tentu saja kami sempat ragu akan mengambil vaksin ini atau tidak. Tapi, setelah membaca tulisan dari Mbak Dewi dan Mbak Grace serta sharing dengan Mbak Woro (Makasih, mbaak... :)) dan mencari tahu lebih lanjut  mengenai fatwa dan anjuran dari ulama baik di Indonesia ataupun di Eropa tentang vaksin, akhirnya kami memutuskan untuk memberikan vaksin MMR juga kepada Ken. Ini sebenarnya pilihan sih ya dan setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Pastikan saja kita sadar akan konsekuensi itu. Terkait dengan fatwa mengenai vaksin tadi, silakan cek lini ini dan ini sebagai bahan pertimbangan ;)


Oke, sekian dulu sharingnya... Semoga bermanfaat :)

Salam,
Sawitri Wening

2 comments:

  1. Wah terima kasih mba infonya. Saya jadi dapat ilmu ttg bedanya proses kesehatan di luar n di indonesia.

    ReplyDelete