Friday, June 16, 2017

#NHW5: Learning How to Learn


Tulisan ini adalah hasil dari refleksi diri penulis dan didedikasikan untuk memenuhi nice homework Kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch #4

Kayaknya bejodoh banget antara apa yang lagi saya pikirikan belakangan dengan materi kuliah di pertemuan kelima kali ini. Sama-sama membahas tentang kurikulum untuk home education (HE)/home schooling (HS). Saya sendiri masih sangat awam dengan istilah itu. Iya, memang sudah sering mendengarnya, tetapi tentang bagaimana persisnya penerapan Home Education saya masih belum paham. Sekilas, melakukan pembelajaran di rumah dengan menggunakan kurikulu ini menarik hati saya, supaya kegiatan yang saya lakukan dengan Ken itu ada tujuannya yaitu untuk belajar, tentu saja sambil bermain. Selama ini, ya memang sambil bermain saya menyelipkan nilai-nilai dan pengetahuan kepada Ken, tapi karena nggak ada pedomannya terkadang suka merasa bosan dan kehabisan ide sendiri. Jadilah saya browsing-browsing soal kurikulum home education/home schooling untuk anak-anak pre-school. Besoknya, di kelas matrikulasi, ternyata malah dibahas tentang Learning How to Learn dan tugasnya kali ini adalah: merancang sendiri bagaimana caranya membuat desain/strategi belajar.

Bismillaah…

Dari hasil penelusuran saya, setidaknya ada beberapa sumber yang berhasil saya kumpulkan untuk selanjutnya menjadi bahan saya membuat design belajar ala saya. Kali ini saya akan mencoba untuk membuat desain pembelajaran atau kurikulum untuk anak saya yang sebentar lagi berusia 2 tahun. Berikut adalah poin-poin yang akan menjadi acuan saya dalam membuat desain belajar nanti:

Menentukan Komponen dalam Desain Belajar 

Berikut adalah komponen yang terdapat dalam membuat desain belajar anak sederhana ala saya, berdasalkan hasil browsing dan pengalaman sebelumnya.  
1. Mata Ajar: Nama ranah atau subjek pelajaran yang ingin dikuasai
2. Usia: Menunjukkan untuk anak usia berapa kurikulum ditujukan 
3. Tujuan: Menjelaskan tentang hasil akhir yang diharapkan 
4. Alat/Bahan Ajar: alat-alat atau media ajar yang digunakan. Misal: buku, video, kertas, gunting, dsb.
5. Aktivitas/Strategi Belajar: menjelaskan tentang bagaimana cara/langkah-langkah belajar. 
6. Indikator Keberhasilan: menjelaskan tentang tingkah laku yang diharapkan muncul dari hasil belajar.

Selanjutnya, dalam membuat desain belajar untuk anak. Saya juga akan memasukkan kedua poin di bawah ini, yaitu menentukan mata ajar berdasarkan 7 fitrah yang terdapat dalam Fitrah Based Education yang dikemukakan oleh Ust, Harry Santosa. Yang kedua adalah ceklis perkembangan anak untuk membantu membuat indikator keberhasilan belajar anak. 

Fitrah Based Education sebagai Mata Ajar

Pertama kali mendengar istilah ini di kelas Matrikulasi dan setelah mencaritahu, ternyata sistem atau cara pembelajaran yang kami dapatkan di kelas IIP ini kurang lebih mengambil dari sistem pendidikan berbasis fitrah ini. Pendidikan ini menitikberatkan pada potensi atau fitrah yang ada di dalam diri manusia yang telah diberikan Allah swt, sejak kita lahir ke dunia. Sehingga semua itu, apabila kita pupuk dan rawat dengan baik, nantinya akan tumbuh, berkembang, dan berbuah hal yang baik pula. Dari sumber yang saya baca mengenai Fitrah Based Education ini, terdapat 7 fitrah yang penting untuk dikembangkan untuk anak usia 0-7 tahun, yaitu:
1. Fitrah Iman 
2. Fitrah Bahasa & Estetika (Bahasa & Seni)
3. Fitrah Seksualitas 
4. Fitrah Fisik & Indera (Motorik & sensorik)
5. Fitrah Bakat & Kepemimpinan (Belajar bertanggung jawab)
6. Fitrah Sosial & Kehidupan 
7. Fitrah Belajar & Bernalar (Kognitif)
Tujuh hal diatas akan dijadikan sebagai mata ajar yang akan diasah dalam proses belajar anak.


Mengetahui Tahap Perkembangan Usia Anak untuk menentukan Indikator Keberhasilan

Menurut saya, ketika kita hendak mendesain suatu sistem pembelajaran. Hal yang harus diperhatikan adalah kemampuan atau perkembangan anak/orang tersebut. Sehingga, kita dapat menentukan dengan lebih jelas tujuan dari pembelajaran tersebut sesuai dengan kemampuan usia perkembangannya. Selain itu, dengan mengetahui tahap perkembangannya tersebut, nantinya kita dapat menentukan indikator tingkah laku apa yang diharapkan muncul pada anak/peserta didik. Hal ini juga berguna untuk menentukan bahan evaluasi.

Contoh dari ceklis tahap perkembangan ini dapat diambil dari sumber-sumber terpercaya seperti dari Diknas atau website lainnya. Berikut adalah ceklis tahap perkembangan anak usia 2-3 tahun:
1. Dapat merespon perilaku keagamaan secara sederhana
2. Dapat mengekspresikan rasa sayang atau cinta kasih kepada sesama
3. Dapat berinteraksi dengan lingkungan terdekat
4. Dapat menujukkan/mengungkapkan keinginannya
5. Dapat mengekspresikan emosi yang dirasakan
6. Mulai bersikap disiplin
7. Dapat mencoret-coret
8. Dapat mengenal benda
9. dsb…

Dari sini, kita bisa melihat dengan lebih jelas, di aspek apa anak dapat mengikuti kegiatan sesuai dengan tahap perkembangannya. Apakah sesuai, melebihi ekspektasi atau aspek mana yang belum dikuasai. 

Contoh Desain Belajar berdasarkan penjabaran di atas:
1. Mata Ajar: Fitrah Iman
2. Usia: 2-3 Tahun
3. Tujuan: Anak mengenal kata Bismillah dan Alhamdulillaah
4. Alat/Bahan Ajar: Video lagu anak islami, kertas warna, lem, gunting
5. Aktivitas/Strategi Belajar: 
- Menyanyikan lagu bertemakan kata "Bismillaah & Alhamdulillaah"
- Menempel kertas warna pada tulisan "Bismillaah & Alhamdulillaah"
- Bermain peran 
- Memberikan contoh dalam kegiatan sehari-hari
6. Indikator Keberhasilan: 
- Anak mampu meniru mengatakan "Bismillaah & Alhamdulillaah"
- Anak mampu inisiatif mengatakan "Bismillaah & Alhamdulillaah"
- Anak dapat mulai mengatakan Bismillah saat mulai kegiatan, misal sebelum makan
- Anak dapat mulai mengatakan Alhamdulillah saat menyudahi kegiatan, misal setelah minum


Setelah menjabarkan semua ini, saya sadar betul kalau apa yang saya tuliskan di sini masih compang-camping. Tapi, jadi belajar banyaaaaak banget dan nggak sabar mempelajari ini lebih dalam supaya bisa benar-benar membuat desain belajar yang sesuai dan ciamik untuk anak.


Sumber:
3. http://www.rumahbunda.com/

No comments:

Post a Comment