Wednesday, February 7, 2018

Observasi Gaya Belajar Ken (Day 6)

Salah satu fakta ketika kita telah menyiapkan suatu kegiatan untuk anak adalah terkadang terjadi penolakan. Hari ini, saya bermaksud mengajak Ken bermain peran dengan menggunakan wayang-wayangan kertas yang saya buat sederhana sekali dengan menggunakan kertas dan stik es krim untuk melatih aspek kinestetik dan auditorinya. Ketika saya membuatnya, Ken senang sekali memperhatikan apa yang saya buat, namun ternyata ketika kami hendak memainkannya ia bilang, “Ken nggak suka. Mau main batu sama Mbah Kakung.” Jadi, sore itu, Ken pun banyak bermain batu dengan Mbah kakung. Iya, batu beneran yang ia pungut dari jalan pagi tadi bersama Mbah kakung, hahaha. Memang sih, saya bilang Ken bisa main lagi setelah tidur siang. So, dia pasti akan menagih janji itu. Bagi saya, dengan begitu kami sama-sama belajar kalau anak punya preferensi bermain sesuai dengan ketertarikan dan moodnya saat itu dan anak juga bisa belajar bagaimana orang tua menanggapi penolakannya. Apakah langsung baper, lantas jadi marah-marah dan memaksa atau just let the children choose what they want to play. Saya jadi ingat, kata-kata Mbak Vidya di bukunya, kalau ini semua bukan tentang kita, tapi tentang anak kita, kan. Sekian curhatan emak, mari lanjut ke bagian observasi.

Melatih Auditori dengan Menyanyikan Buku Cerita 
Seperti yang sudah saya tuliskan kemarin kalau salah satu kebiasaan Ken adalah ‘mengarang lagu’ yang ternyata sebenarnya seringnya yang ia lakukan adalah melagukan kata-kata yang ingin diucapkannya. Sekilas, ini salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh anak dengan gaya belajar auditori. Hari ini, saya mencoba bereksperimen ketika membacakan buku untuk Ken. Bila kemarin dengan meniru gerak dan tracing huruf di dalam buku, kali ini saya lakukan dengan bernyanyi! Ehem, nggak usah ngebayangin nyanyinya bakal cakep kayak di kartun-kartun disney tapi. Tapi, saya baru paham dengan metode mendongeng dengan melagukan cerita yang biasa dilakukan kakak-kakak pendongeng. Oooh, ternyata untuk melatih auditori juga yaa selain untuk menarik perhatian anak.

Ken terlihat heran ketika saya mulai menyanyikan cerita dan semakin tertarik ketika ada bagian yang saya beri tekanan dengan ekspresi berlebihan. Saya sengaja memilih cerita yang tidak pernah dipilih Ken dari kumpulan dongeng karangan Clara Ng yang berjudul “Sejuta Warna Pelangi”. Sekadar ingin melihat reaksinya, apakah ketika saya membacakan cerita yang sebelumnya tidak menarik untuk Ken dengan cara bernyanyi, Ken akan tertarik. Ken menyimak ceritanya sampa selesai, namun saya bisa melihat kalau ia lebih senang ketika saya ikut menirukan apa yang dilakukan tokoh dalam cerita, misal memeluk dan tersenyum lebar. Ken dapat pengalaman baru dengan membaca sambil bermain dan beberapa kali meniru saya menyanyikan kalimat-kalimat dalam buku. Berasa jadi ibu peri di  film Cinderella, cerita sambil nyanyi-nyanyi, hahaha. That was really fun though.

Ketika masih di Bristol, rasanya saya rajin sekali memutar murottal, asmaul husna, atau lagu-lagu anak untuk Ken saat sedang bermain. Tapi, sekarang entah kenapa jadi jaraaang sekali. Malam harinya saat sedang bermain (lagi-lagi) dengan magic beads-nya, saya menyetelkan asmaul husna untuk Ken untuk melatih auditori sekaligus memberi asupan bergizi untuk Ken sambil mengenalkan lahfadz Allah SWT.

Sekian catatan hari ini. Sampai jumpa di catatan besok, insya Allah.

Salam,

Sawitri Wening

No comments:

Post a Comment