Saturday, February 10, 2018

Observasi Gaya Belajar Ken (Day 7 & 8)

Bicara soal gaya belajar anak, tentu kita harus mengetahui juga tahap perkembangan kognitifnya. Menurut Piaget, perkembangan kognitif seseorang terdiri dari 4 tahap, yaitu sensorimotor (0-2 tahun), Pra-operational (2-4 tahun), Concrete Operational (7-11 tahun) dan terakhir tahap Formal Operational. Ini membantu saya memahami tentang bagaimana Ken memahami sesuatu. Saat ini, Ken terlihat masuk ke dalah tahap pra-operational, dimana ia sudah mulai bisa membayangkan benda yang tidak ada, namun belum sepenuhnya memahami berbagai aturan dalam benda itu. Dimana ia mulai sering melontarkan pertanyaan ataupun pernyataan yang terkadang membuat kami takjub bahkan tertawa geli. Semua itu karena adanya perbedaan persepsi saya dan Ken dalam memandang sesuatu dan kemampuan kognitif yang berbeda antara orang dewasa dan anak balita. Betapa saya takjub ketika Ken bertanya kritis tentang siapa pemilik topi yang tidak bundar dalam lagu “topi saya bundar”. Atau ketika Ken mulai berlogika dengan meng-counter pernyataan ibunya, “ibu sayang ken karena ken anak baik” Lalu, ia akan bertanya, “Kalau Ken nggak baik? Berarti ibu nggak sayang Ken.” Padahal kan tidak begitu, tapi kalau tidak diberi penjelasan, Ken belum bisa memahaminya. Dan banyaaak sekali pertanyaan-pertanyaan “kok begini.. kok begitu..” yang menunjukkan bertambahnya kemampuan kognitifnya sekaligus keterbatasannya.

Penjelasan mengenai tahap perkembangan ini juga menjelaskan beberapa catatan saya sebelumnya tentang bagaimana Ken ‘mempelajari’ sesuatu. Artinya, sebenarnya gaya belajar yang ditunjukkan anak di usia ini bisa sangat berubah, menyesuaikan dengan, salah satunya, perkembangan kognitifnya. Makanya usia Ken ini sebenarnya lebih ke kinestetik karena tahap perkembangan kognitifnya juga masih berkutat di antara sensorimotor dan pra-operational.

Baiklah, mari kita mulai catatan hari ke-7 dan ke-8 kita…

 Day 7 - Senang dengan Permainan Sensori
Ken masih sangat mencintai permainan yang melibatkan indera sensorinya.  Kayaknya makin bisa kotor-kotoran, makin happy deh dia. Makanya, mainan cat air adalah permainan yang hampir nggak mungkin ditolak Ken karena memang masih berkutat di tahap sensorimotor dan praoperasional. Ken sangat menikmati melukis dengan waterbeads dan telapak tangannya (ini sih improve sendiri, seneng banget anaknya liat tangannya berwarna, hahaha). Keseruan Ken nguplek-nguplek cat air dan waterbeads kali ini, dimanfaatkan juga untuk setimulasi visualnya yaitu dengan mencampurkan warna-warna yang ada di palete sehingga menjadi warna baru. 

Day 8 - Bagaimana caranya?
Sejak Ken masih di Bristol, saya jarang sekali melarang Ken memainkan sesuatu selama benda itu nggak berbahaya untuknya. Ya mainannya Ken panci, sendok, keranjang, laci, pokoknya apa pun yan bikin dia penasaran aku persilakan. Saya senang sekali lihat Ken yang sedang penasaran sama sesuatu, dia bisa diam lamaaa deh kalo udah utak-utik barang. Kayaknya mau tahuuuu banget gimana suatu benda bekerja. Seperti tempo hari, ketika mbah putrinya membelikan kinciran bambu yang bisa bunyi ‘keteketekeketeketek” itu lho kalau digerakkan dan berputar. Sementara anak lain happy lihat kincirnya berputar dan suka dengan bunyinya, Ken malah penasaran bunyi itu darimana asalnya. Jadi dia perhatikan deh tuh bagian-bagian kincirnya dan bertanya, “ibu ini buat apa?”. Yang akhirnya dia tahu kalau lidi yang ters di balik kincir itulah yang membuatnya bisa berbunyi. “Oh ini ya yang bikin bunyi? Kalo dicopot?” Dia copot beneran dong lidinya, ya jadi nggak bisa bunyi. Buat orang yang lihat kejadian tadi sebagai hal negatif pasti akan menyimpulkan kalau ‘hadeuh, nih anak ngerusakin aja sih’, tapi kalau say a malah senang karena itu menunjukkan rasa ingin tahu Ken yang sangat tinggi. Yah seringnya sih butuh kesabaran dan tenaga ekstra sih untuk menanggapi rasa ingin tahunya, terutama kalau hal yang ingin ia 'pretelin' itu milik orang lain. Mudah-mudahan waras terus demi menjaga fitrah baik ini.



Ken bisa khusyuk diam saat mencari tahu bagaimana bisa menyangkutkan mobil ke mainan tow-trucknya atau bagaimana caranya bisa memasukkan sedotan ke dalam lubang yang ada di mainan robocar poli-nya. Hari ini dia sibuk membongkar tempat aqua dan mencoba memasangnya lagi dan seperti biasa, ibunya nggak boleh bantuin “Ken aja yang masukkin” katanya. Kalau dilihat dari salah satu teori, Ken juga menunjukkan gaya belajar analitis dan logis yaitu dengan mencari tahu bagaimana sesuatu bisa bekerja, saat ini ya caranya dengan membongkar pasang barang-barang tadi. Mungkin kelak yang diutak—atik soal matematika atau fisika ya… 

Sekian dulu catatan hari ini.. Mohon maaf dirapel karna ibu sedang tidak sehat. Semoga besok masih diberi umur untuk melanjutkan catatan ini lagi. Semangat!

Cheers,
Sawitri Wening


No comments:

Post a Comment