Wednesday, March 15, 2017

Weekly Note: Tentang Sekolah Lagi


Minggu ini, saya pergi berdua dengan Ken ke tempat yang cukup jauh dari tempat tinggal kami. Daerahnya namanya Speedwell, sekitar 30 menit perjalanan dengan menumpangi bus nomor 7. Bukan untuk jalan-jalan, tapi untuk belajar.

Saya sempat mencari tempat kursus bahasa Inggris gratis di sini. Alasannya? Ingin latihan berbahasa Inggris dengan lebih lancar, ingin mengisi waktu luang, dan saya rencananya juga ingin mengambil tes IELTS dalam waktu dekat (jadi bisa sekalian belajar). Saya pun sibuk mencari-cari kelas untuk ESOL (English for Speakers for Other Language) yang biasanya di-provide oleh community center yang dikelola oleh pemerintah. Jadi, local government di sini punya program khusus untuk meningkatkan skill warganya melalui kegiatan-kegiatan seperti kursus bahasa ataupun keterampilan lain, dan semuanya gratis untuk orang yg mendapatkan benefit. Kegiatan tersebut didanai melalui pengelolaan pajak yang dibayar setiap tahun oleh penduduk di Bristol. Keren banget ya idenya! ðŸ’¡

Oke, balik lagi ke cerita saya. Jadi singkat cerita, ternyata kelas atau conversation club yang ingin saya datangi di-cancel. Oiya, club ini diadakan di nursery (semacam daycare & preschool untuk anak usia 2-4 tahun di UK). Jadi, selama saya di kelas, Ken juga akan berada di kelas nursery selama satu jam, for free! Pengertian banget ya programnya... Karena di-cancel, saya diminta untuk menghubungi mereka lg 2 minggu kemudian. Untung dekat situ ada playground, jadi saya bisa tetap mengajak Ken bermain di sana. Ken senang sekali karena ternyata lagi banyak anak lai  sedang main di playground. Saya juga sempat berkenalan dan mengobrol dengan dua orang ibu dari Somalia yang sedang menjaga anaknya bermain. Dari mereka saya dapat informasi kalau di College Green (yang letaknya lebih dekat dengan rumah), juga menyelenggarakan ESOL Class. 

Applying for A Scholarship
Kayaknya udah 3 malam belakangan saya begadang. Tidur di atas jam 12 malan untuk menyelesaikan sebuah aplikasi beasiswa. Ya Allah, rasanya udah lama banget nggak bikin essay, jadi agak-agak kagok sedikit gitu. Ditambah lagi semua pertanyaan harus dijawab dalam bahasa Inggris. Mesti mikir dua kali buat saya yang belum terbiasa. Jadi paham banget gimana pusingnya suami ngerjain tugas essay-nya selama kuliah di UK, hahaha. Alhamdulillaah, akhirnya saya bisa submit sebelum waktu deadline, walau sempat deg-degan karena waktu submit website-nya sempat error. Sekarang tinggal berdoa aja semoga hasilnya baik dan....tiduuur karena jadi berasa kayak zombie banget. Eh, tapi mau selesaikan tulisan ini dulu deh, baru tidur.

Why do I want go Back to School?

panutan banget ini ya :D
Jadi, keinginan yang ingin bisa saya capai dalam waktu dekat adalah ingin sekolah lagi. Keinginan ini pun didukung 100% oleh suami. Makanya waktu saya ngerjain aplikasi beasiswa kemarin, dia rela ngajak Ken main dulu berjam-jam supaya saya bisa fokus. Alhamdulillaah. Alasannya apa sekolah lagi? Jujur saja, alasan utama saya untuk sekolah lagi adalah supaya kelak bisa dicontoh oleh anak-anak saya. Saya dan suami setuju kalau pendidikan adalah hal yang penting, dengannya kita bukan hanya bisa menambah pengetahuan dan keterampilan, tapi juga membentuk pola pikir dan ini penting banget menurut saya untuk jadi modal membesarkan anak dan kontribusi.  Saya dan suami sempat berdiskusi soal hal ini, ketika kami membandingkan tentang self-esteem masing-masing soal mencapai pendidikan tinggi. Suami saya yang memang lahir dan besar di keluarga berpendidikan tinggi, tidak pernah sekalipun berpikir kalau sekolah tinggi itu hal yang mustahil. Berbeda dengan saya, yang bukan berasal dari keluarga yang pendidikannya tinggi, bisa melanjutkan kuliah S2 di dalam negeri saja saya sempat berpikir itu hal yang mustahil, tepatnya saat saya masih kecil dulu. Saya menganggap kalau hal itu dipengaruhi besar oleh latar belakang keluarga kami. Suami bilang dia tidak pernah merasa sekolah tinggi itu mustahil karena ada role model. Orang-orang terdekatnya, papa dan mama, bisa kok. So, dia juga menganggap suatu hari nanti dia juga akan bisa mencapai hal yang sama.

Kedua, saya kangen banget punya target pencapaian diri. Ini soal mengembangkan diri. Banyak hal sebenarnya yang bisa dilakukan, seperti buka usaha atau ikut kursus ini-itu. Tapi, hal pertama yang ingin saya lakukan sekarang adalah sekolah lagi, dan saya yakin selanjutnya akan membuka jalan saya untuk fase pengembangan diri selanjutnya. Untuk bisa memberikan manfaat seluas-luasnya, semampu saya.

Then, i guess some people will come up with this thought: "Jadi, bosen ya jadi ibu rumah tangga?" Please.. please.. please... Don't ever ask this kinda question to anyone as it is offensive as it is.

Bukan jadi ibu rumah tangga yang bikin saya bosan, tapi belum ketemu celah untuk mengembangkan diri itu yang bikin kadang-kadang berasa kayak 'duh, hidup gua nggak produktif banget ya.' Kebayang nggak mesti mengerjakan hal yang mirip setiap hari 24/7, pasti lah ada rasa bosannya. Kerja di kantor, ngerjain hal yang itu-itu aja setiap hari juga pasti ada bosannya. Bisa stay di rumah menyaksikan perkembangan anak setiap detiknya itu, buat saya anugerah. Sampai saat ini saya bersyukur banget dikasih kesempatan buat fokus mengurus anak dan nggak pernah menyesal ambil keputusan ini. Meskipun saya tahu saya juga punya cita-cita lain yang ingin saya kejar. Jadi, saya pikir kenapa nggak dua-duanya aja coba saya imbangi. Pelan-pelan ambil langkah yang bisa diambil dulu. Pasti bakal menantang banget sih, tapi bismillaah kita nggak pernah tahu kalau nggak pernah coba, kan?

Btw, sorry for being unorganized. ini tulisan sempat mengendap dan belum juga dipost karena jujur aja saya pernah ada pada fase overthinking. Deuh, kebanyakan kata 'sempat'. Kebanyakan mikir, terutama tentang apa sih sebenarnya yang saya pengen. The 20's crisis hit meeeh! 
Tapi, yaudah saya share aja ya siapa tahu lagi ada yang senasib.




So, all moms out there! How's life been treating you? How did you overcome with the current life-crisis? Please kindly share and hug all along ;)

Doakan saya yah, Cheers!

Sawitri Wening

4 comments:

  1. setuju banget dengan quote mbak dian sastro, saya pun kalo punya kesempatan mau banget S2, tapi apalah daya..., semangat mbak witri, semoga berhasil beasiswanya dan kuliahnya lancar..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin.. aamiin.. Makasih banyak mbak Enci. Sukses juga buat mbak ya :)

      Delete
  2. Setuju


    Perempuan itu wajib pintar, karena tempat sekolah pertama anak ya Ibu nya ;)

    ReplyDelete