Monday, November 21, 2016

Catatan Ibu: Ken Belajar Bicara

Menyebut Nama Benda pada Gambar Tas Laundry

Di usianya yang memasuki usia 15 bulan ini. Ken sedang semangat-semangatnya belajar bicara. Entah sudah berapa banyak kata yang ia tahu. Inisiatif untuk mencatat kata apa saja yang dikenal Ken, saya mulai sejak ia berusia 11 bulan. Saat itu sudah sekitar 24 kata yang berhasil dikuasainya dengan penyebutan suku kata terbelakangnya saja. Misal, Ikan jadi "an", Ayam jadi "am", dsb. Setelah itu, buyar pencatatannya karena Ken meningkatkan kemampuan menyebut kata dengan begitu cepat. Sampai sekarang, pencatatan tetap dilakukan dengan video di instagram dengan hashtag #bahasakenmaruta (tapi akunnya di-private :p). Harapannya supaya saya tahu bagaimana seorang anak mengembangkan kemampuan bahasanya. Menarik deh. Saya juga membuat hashtag lain seperti #kesehatankenmaruta #emosikenmaruta #catatanibukenmaruta disertai dengan keterangan usia Ken dengan harapan memudahkan saya mengingat-ingat perkembangan anak saya. Sekalian buat bahan evaluasi buat pengasuhan anak kedua (eh, dah ngomongin anak kedua ajaaah.. Aamiin dulu deh).

Jadi, mumpung anaknya lagi semangat belajar bicara... berikut ini catatan tentang apa saja yang saya lakukan untuk mendukungnya dan apa yang saya pelajari tentang perkembangan kemampuan bahasa Ken.

1. Rajin baca buku dan ajak ngobrol bayi saat sedang hamil. Saya percaya banget kalau kebiasaan ibu atau orang tua sejak masih mengandung bayi akan berpengaruh ke anak kelak. Sejak dari masih di dalam perut, sama seperti kebanyakan orang tua lakukan; sering ajak bayi berbicara, didengarkan bacaan-bacaan, dsb. Kalau waktu hamil Ken, saya ingat waktu senggang saya biasanya akan saya habiskan dengan membaca novel-novel ringan. Malah lebih cepat selesai dan lebih banyak buku yang bisa saya baca dibandingkan biasanya. Dulu ayahnya Ken selalu bilang, "kayaknya anak kita nanti anaknya suka baca nih." Saya mah mengaminkan saja, semoga benar. Sekarang sih Ken lagi hobi banget minta ambilin buku dan bacain atau minta ambilin aja semua. Perasaannya? antara senang dan lelah, hahahaha.

2. Membacakan buku (read aloud) sejak masih newborn. Saat sedang hamil, saya pernah membaca suatu artikel tentang penelitian yang menyebutkan, kurang lebih, anak yang dibacakan buku sejak masa awal kehidupannya akan memiliki kosakata yang lebih banyak dari anak yang tidak dibacakan buku. Bukunya? Apa aja. Saya pun mulai membacakan Ken buku sejak ia berusia kurang dari 2 bulan. Yang saya bacakan novel atau buku macam "Supernova", "Mengenal Pribadi Muhammad", "The Hobbit", dsb. Intinya buku apa aja yang lagi saya baca, dibacakan keras-keras kayak lagi ngedongengin Ken. Anaknya yah dengerin aja sampai bosan. Kalau udah bosan ya dia menangis. Harapannya waktu itu; Ken familiar dengan buku sehingga akan suka membaca buku, dan supaya anaknya sedini mungkin mengenal berbagai macam kata dan kalimat dengan struktur yang rapi, teratur, dan mengalun (macem lagu aja, mengalun). Kalimat dalam novel tentu lebih baku dan terstruktur dibandingkan dengan kalau mengobrol biasa. Tapi, kebiasaan ini nggak rutin juga sih saya lakukan. Ya kalau lagi pengin aja dan kebetulan lagi baca buku aja.

3. Mengajak bicara seperti layaknya berbicara pada anak yang sudah besar. Nah, kalau ini ibu saya yang ikut mengasuh Ken waktu kami di Jakarta juga sudah melakukannya. Saya belajar banyak dari beliau yang tak pernah putus katanya kalau sedang bersama Ken. Ada saja yang diobrolin seperti sedang bicara sama anak yang sudah besar saja. Tanpa didayu-dayukan, tanpa dicadel-cadelkan. Tapi tetap anak kecil suka dengan gaya bicara yang dilebih-lebih dan terlihat bersemangat. Mereka akan lebih memperhatikan apa yang kita bicarakan.

4. Mengenalkan segala macam nama benda. Segala macam di sini maksudnya benar-benar segala macam. Bukan hanya mengenalkan yang ada di dalam buku, TV, atau hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas sehari-harinya. Tapi, termasuk juga hal-hal random. Misalnya, kalau lagi di rumah lagi beberes ada skrup jatuh, saya suka tanya ke Ken, "ini apa Ken?" ya jelas lah dia akan jawab asal atau diam aja karena belum tahu itu apa. Terus saya kasih tahu namanya apa dan dia akan mencoba mengulang. Surprisingly, next time dia ketemu benda itu lagi, meski sudah lama, dia akan ingat namanya apa. Yes, your baby is that smart! Saat ini, Ken sudah tahu ada benda bernama cotton bud, krim, helm, atap, kabel, shower, dsb. Tapi, saat ini justru kami sering sekali dibuat kaget karena Ken tiba-tiba tahu kata yang bahkan belum pernah dikenalkan secara sengaja, hanya dengan mendengarkan percakapan saya dan suami yang bisa dibilang cuma selewat aja.

5. Menjelaskan segala hal yang sedang saya lakukan. Sama halnya dengan poin di atas. Saya juga hampir selalu menjelaskan apa yang sedang saya/kami lakukan. Semua selalu dimulai dengan bertanya kepadanya, "ibu lagi apa, Ken?" dan selanjutnya menjelaskan "ibu lagi menyapu/mencuci piring/masak/dsb". Tujuannya agar dia mulai memahami situasi.

6. Banyak bertanya kembali pada anak. Biasanya saya akan mengulang lagi apa yang sudah dipelajarinya dengan cara bertanya "ini namanya apa?" atau "ibu lagi apa, Ken?"--biasanya sambil masak, nyapu, atau ngelipet baju. Atau challenge him to find a certain thing. Ini jadi andalan saya banget kalau lagi nggak pengin diganggu Ken pas lagi masak atau makan, supaya dia sibuk. Misal, "Ken, mobil yang dikasih Cutbang mana ya? Dari tadi ibu nggak lihat." Terus dia akan kembali dengan mobil di tangannya. Terus tanya lagi. Begitu terus sampai dia inget kalau dia mau minta duduk di highchair atau minta dipangku. Sambil menyelam minum air, bu. Hahahah.

7. Membaca buku bersama/partisipatif. Nah, berbeda dengan poin kedua. Ketika anak sudah mulai bisa diajak komunikasi dua arah, tips nomor dua udah nggak berlaku lagi. Ken kalau dibacain buku, dibacain aja walau sambil sama-sama lihat buku dan gambarnya, dalam hitungan detik dijamin dia bakal kabur karena bosan. Yang bikin dia senang untuk ikut membaca ya sambil ditanya-tanya, diminta cari gambar apa, mengulang nama tokoh, dsb. Intinya Ken harus diajak membahas isi cerita bersama yaitu dengan menyebut kembali gambar-gambar yang ada di buku. 

8. Memperhatikan, mengingat, dan menanggapi maksud dari ocehannya. Ini menurut saya poin yang paling krusial, tsah!  Semakin paham kita dengan apa yang coba diucapkan bayi, semakin cepat bayi membenarkan pengucapan kata ke yang seharusnya. Soalnya menurut bagaimana bisa membantu membenarkan dan mengulang kalau kita tidak tahu apa maksudnya. Karena hampir 24 jam selalu bersama Ken, saya berkesempatan mengikuti betul bagaimana tranformasi pengucapan sebuah kata oleh Ken. Misal, "An" jadi "Itan" baru "Ikan". Saya hampir selalu paham maksud yang ingin dia sampaikan meskipun pengucapannya tidak jelas atau bahkan jauh dari kata yang sebenarnya. Ya banyak juga lah kata-kata yang sampai sekarang saya masih clueless artinya apa. Kayak Ken suka sekali bilang "apopeeet.. apopeeet.." Apa pula maksudnya itu?! Kalau saya hanya mengulang apa yang ia katakan, dia akan menertawakan saya karena ngeh kalau ibunya nggak paham apa yang ia katakan. Respon yang saya tunjukkan berbeda dengan apa yang dia harapkan, sehingga terkadang malah jadi kesal. Kalau sudah begitu biasanya saya mengaku ke dia kalau nggak tahu maksudnya apa atau bilang "oh iya.." Intinya harus tetap ditanggapi supaya anak merasa dihargai dan didengar. Berbeda kalau kita paham maksudnya, misal dia bilang "An" oh, maksudnya "Ikan". Tugas kita mengajarkan pengucapan yang benar, sehingga akan cepat pula anak tahu bagaimanavmengucapkan kata itu secara tepat.

9. Meneruskan kata dalam lagu. Cara fun lain belajar bahasa selain dari buku ya dari lagu. Untuk lagu yang sudah familiar, dia akan mampu meneruskan kata dalam nyanyian. Awalnya hanya suku kata dibelakang, misal kalau saya menyanyi "kau sahabat seja..." dia bisa meneruskan "..ti" begitu sampai lagunya habis. Cara ini juga membantu kemampuan anak dalam merangkai kata. Saat ini Ken sudah bisa merangkai 2-3 kata. Contohnya, dia suka tiba-tiba bersenandung "tau..tabat..ti.." artinya "kau sahabat sejati" bersama dengan nadanya. Malah sekarang hobinya ngajakin nyanyi terus, biasanya dia akan menyebut kata pertama supaya saya meneruskan kata selanjutnya. Kalau dicuekin, dia nggak akan berhenti ngomong kata itu dan berujung ngambek. Ya abis disuruh nyanyi terus, kan capek yaa... :'D



10. Menjelaskan dan bertanya tentang isi video/gambar yang sedang dilihat.  Ken belajar banyak kata juga dari menonton. *Iya, bu... saya bukan termasuk ibu idealis yang benar-benar tidak memberikan screen-time untuk anak. Ya biasanya kalau lagi sibuk ngerjain sesuatu, saya tunjukkan video-video favorit Ken supaya dia ada kegiatan. Sambil masak, cuci piring, sambil ngomong dan nanya-nanya "Lagi apa itu mobilnya, Ken?" atau "Waaah, Ryan senang ya main air." Biar bisa menanggapi begini, sebaiknya harus tahu dulu isi videonya apa supaya . Biasanya Ken juga akan membicarakan apa yang dilihatnya dengan excited. Tentu saja, sambil mengerjakan hal lain, saya tetap menanggapinya. Jadi, anak tetap bisa belajar dan meningkatkan kemampuan bahasanya saat menonton. Oiya, untuk kata-kata yang masih clueless, saya curiga sih dia dapat kata itu dari menonton video yang mostly berbahasa Inggris. Karena bukan bahasa ibu, tentu saja saya tidak familiar dengan bagaimana kira-kira bentuk pertama suatu kata, dalam bahasa Inggris, muncul pada bayi. Misal, kata "Squirell" yang muncul pertama "kuieo". Kalau nggak tau konteksnya, mana paham kita kalau itu artinya tupai.

11. Membetulkan ejaan. Yap, meskipun anak sudah bisa mengatakan suatu kata dengan caranya. Saya biasanya tetap mengajarkan Ken bagaimana mengucapkan suatu kata dengan benar. Misal, Ken kalau menyebut kata "mobil" itu menjadi "dombin". Lalu, saya coba benarkan dan dia bisa mengatakannya menjadi "mobin" lebih dekat dengan bentuk aslinya. Jadi, setiap kali dia bilang "dombin" saya biasanya langsung membetulkan sambil memberi tekanan "mooooobil". Tidak apa perlahan-lahan dibetulkan, dia masih akan terus menyebut "dombin" dan terkadang "mobin". Just make it fun!

12. Memberikan apresiasi saat ia mampu menyampaikan kata/kalimat dengan lebih baik. Ini yang paling penting, sebab anak jadi akan semakin semangat belajar. Betul nggak, buibuuu? ;)

Fase belajar berbicara ini bagi saya adalah fase magis yang benar-benar membuat saya selalu teringat akan kebesaran Tuhan. Bagaimana seorang anak yang hanya bisa menangis tadinya, kini bisa berkomunikasi dengan berucap kata-kata. Karena kata itu begituuuuuu kaya dan bahasa itu begiiiitu kompleks, ada saja hal baru yang saya temui dari Ken. Rasanya setiap hari ada saja pencapaiannya. Untuk catatan juga, setiap anak itu unik. Berbeda-beda ada yang cepat atau lebih lambat pencapaiannya dalam aspek apapun. Tugas kita memberikan stimulus untuk membantunya. Sekian dulu sharingnya. Semoga bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Silakan diambil yang baiknya saja dan dibuang yang buruk-buruknya. Sama-sama belajar ya bu... Silakan kalau ada yang mau menambahkan. Terima kasiiiih...

Selamat pagi!
Sawitri Wening

2 comments:

  1. Ini sesuai nasehat ibu saya. Dan saya praktekin, ya ampuuuun umur 7 bulan loh bsa manggil ibu. Umur setahun udah bsa ngomong walaupun bbrp kata aja, genap 18 bulan lancar ngomongnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah.. cepet ya umur 18 bulan udah lancar ngomong. Lebih asyik belajarnya kalau udah bisa bicara ya mba.

      Delete