Monday, October 12, 2015

Hanging Out with Ken #1: Diaper Bag Raid, Hospital, and Mall

Mumpung Ken lagi bobo, saya mau share sedikit ah. Pertama kali mengajak Ken keluar rumah (untuk pergi jauh, maksudnya) adalah pada saat bayi kecil kami ini menginjak usia kurang lebih satu bulan. Kemana lagi kalau bukan ke rumah sakit untuk imunisasi. Awalnya kami galau mau vaksin dimana. Setelah dipikir-pikir dan tanya sana-sini, akhirnya kami memutuskan untuk ke RS Awal Bros di Bekasi karena niatnya setelah dari sana, kami mau main ke tempat Datuk dan Mbauti-nya Ken di Jatibening. 

Percaya nggak, saya dan suami deg-degan banget lho waktu mau pertama kali keluar bertiga sama Ken. Jelas karena belum ada pengalaman membawa bayi sekecil itu ke tempat yang agak jauh dari rumah. Biasanya kemana-mana naik motor, boncengan berdua sama suami sekarang mesti gendong bayi dan tentu nggak bisa naik motor. Mungkin ada ya orang tua yang santai aja bawa bayinya naik motor karena berbagai alasan, tapi kalau saya nggak tega. Jadi kami pun memutuskan ke rumah sakit dengan menggunakan taksi. 

Perlengkapan "Perang"
Meskipun deg-degan, persiapannya sih nggak ribet-ribet. Beruntunglah Ken karena mendapatkan kado-kado yang sangat berguna untuk orangtuanya dirinya, salah satunya adalah diaper bag yang bentuknya ransel, Jadi bisa dibawa sama ayahnya yang emang ogah ribet nenteng-nenteng tas. Ibunya juga bisa nitip barang bawaan di tas itu supaya bisa fokus gendong Ken ke taksi. 

gambar: google

Berikut ini yang saya siapkan untuk "jalan-jalan" perdana Ken. Oiya, saya tulis juga merek perlengkapan yang saya pakai karena siapa tahu berguna buat ibu-ibu yang lagi cari referensi produk. Saya sendiri merasa terbantu dengan info tersebut--pengaruh kebanyakan blogwalking emak-emak. Nanti kapan-kapan review deh :

1. Changing mat/perlak yang sudah satu paket dengan diaper bag. Perlak ini sangat berguna sebagai alas ketika Ken mengganti popok agar tetap bersih. (Allerhand)

2. Baju ganti (1-2 set) untuk jaga-jaga kalau terkena gumoh atau pup yang rembes dari popok, atau kalau Ken berkeringat banyak. 

3. Popok sekali pakai biasanya saya bawa 4 buah untuk jaga-jaga, walaupun kenyataannya hanya dipakai dua buah saja. (Pampers New Born)

4. Tissue basah yang digunakan saat Ken ganti popok. (Mamy Poko Non Alcohol)

5. Diaper Rash Cream yang dioleskan di pantat dan lipatan paha Ken saat ganti popok, fungsinya untuk mencegah munculnya ruam. (Konicare Diaper Rash Cream/Cussons baby cream)

6. Hand Sanitizer yang selalu sedia di tas untuk membersihkan tangan sebelum memegang Ken. Semenjak ada Ken, hand sanitizer selalu tersedia di kamar saya dan sangat berguna terutama kalau ada teman yang menengok Ken dan mau menggendong Ken. (Dettol)

7. Cologne untuk dipercikkan ke baju Ken sedikit agar tetap segar. (Cussons baby soft touch)

8. Telon cream. Saya biasanya mengoleskan telon ke dada dan perut Ken saat mengganti popoknya agar ia tetap hangat. Untuk bepergian, saya prefer menggunakan telon yang berbentuk krim dibandingkan minyak karena lebih praktis dan tidak gampang tumpah, selain itu saya suka sekali dengan wangi telon cream yang digunakan Ken. (Bebe Roosie Telon Cream)

9. Selimut untuk membawa Ken ke Taksi dan sebagai alas stroller

10. Bedongan untuk jaga-jaga kalau Ken butuh kehangatan lebih biasanya sih hanya saya gulung melilit dari dadanya Ken sehingga ia tetap hangat--bukan digunakan untuk membedong.

11. Wet bag/kantung plastik untuk membuang popok basah

12. ASIP & Cup Feeder untuk jaga-jaga kalau tidak menemukan nursery room. Tapi, kalau perginya ke RS sih insya Allah ada ya. Ini untuk case misal ke mall atau tempat umum lainnya. Oiya, saat ini Ken belum kena botol sama sekali. Kami mengupayakan hal itu. Dulu saat masih berusia 1-7 hari. ketika Ken belum sempurna latch-on-nya sebenarnya Ken sangat pintar minum dengan menggunakan cup feeder. Sekarang, karena sudah jagu nyusu, jadi butuh energi ekstra karena kalau sudah tersedak dan semakin rewel, ASIP-nya malah disembur atau tidak mau ditelan. Tapi, karena saya stay at home, hal ini tidak terlalu membuat kami bermasalah. 

13. Stroller untuk membawa Ken yang tertidur, jadi tidak perlu menggendong-gendong. Kalau ia sedang rewel dan minta digendong, ya kami gendong. (Joie Sma Baggi)

14. Mainan rattle kalau ini sebenernya disesuaikan dengan usia anaknya sih. Mainan ini biasanya saya pakai kalau sedang mengajak Ken berbicara. Lumayan lah membantu saya mengarang bebas dan menarik perhatian Ken, sehingga akan sedikit rewelnya. 


Perjalanan dimulai...

Ketika Ken lapar
Alhamdulillaah... Ken selalu anteng kalau diajak jalan. Pertama kali keluar rumah, anak ini udah dibawa ibu dan ayah makan di Burger King. Sebelum ke RS, kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu dan kebetulan restoran yang searah dan tidak terlalu ramai adalah Burger King di Raden Inten. Waktu ibu dan ayahnya makan burger, dia anteng aja bobo di stroller. Sepanjang perjalanan di taksi juga cuma tidur. Bangun-bangun pas kami udah selesai makan dan ayahnya sedang mencari taksi yang lama banget datengnya. Sepertinya Ken bangun karena haus sih... Jadi saya gendong aja biar anteng dan sabar-sabar menyusui di taksi aja. Melanjutkan perjalanan, di taksi Ken asyik minum dan waktu dia udah selesai, tiba-tiba udah sampe. arena udah kenyang, Ken anteng lagi ditidurin di stroller. Kami pun mesam-mesem liat Ken begitu kooperatif. Tahu saja ayah ibunya masih kaku bawa-bawa bayi. Waktu antre menunggu giliran DSA, Ken sempat nangis lagi karena lapar dan minta diganti popoknya. Untung lah disana ada nursery room, jadi saya dengan tenang duduk di sana sambil sesekali mengobrol dengan ibu lain yang juga sedang menyusui bayinya.

Di perjalanan with Ken kedua kalinya, kami sudah lebih ahli. Kali ini ke mall... Lagi-lagi anak ini cuma nemenin ayah ibunya late lunch dan kali itu cari buku. Sayangnya, nurser room di GI saat itu hanya buka s/d pukul 15:00, mepet bangeet. Ken begitu anteng sampai nama kami dipanggil dari waiting list, matanya terbuka lebar dan dia langsung menangis kelaparan. Kebetulan waktu itu saya belum membawa ASIP, jadi harus menyusui langsung. Kami pun memilih meja di pojok yang jarang dilalui orang dan dihinggapi tatapan orang-orang yang ada di sana agar saya nyaman menyusui Ken. Mungkin kebanyakan ibu-ibu sudah sedia nursing apron, tapi saya sendiri belum punya karena mengandalkan jilbab yang lumayan lebar sehingga bisa menutupi wajah Ken saat ia sedang minum. Sementara saya menyusui Ken, suami saya dengan manisnya menawarkan untuk menyuapi saya karena tahu saat itu saya udah super kelaperan karena telat makan siang. Dia pun terpaksa harus menunda makannya sampai makanan saya habis. Such a sweet one from him :) Selesai makan dan Ken kenyang, kami menuju Gramedia. Duh, cakep banget deh anak ini anteng sambil memandangi sekeliling. Mungkin dia bingung lagi ada dimana kok banyak banget orang dan banyak BANGET yang dorong-dorong stroller di mall. 

Ketika harus naik-turun lantai di mall
Nah.. nah.. mau coba naik eskalator sambil bawa stroller isi bayi aja kami deg-degan dan memilih untuk naik lift aja. Terus gimana kalo lift-nya penuh terus? Yaudah terpaksa deh naik eskalator. Urusan bawa-bawa stroller sudah ditanggung ayahnya, yang nunggu eskalator sepi baru berani bawa naik/turun stroller-nya. Kalau Ken lagi pengin digendong, saya kebagian gendong dan ayahnya bawa stroller. Tapi, pas di Kokas dari lantai berapa lupa menuju Food Society yang eskalatornya tinggi banget, saya super deg-degan waktu turun sambil gendong Ken. Alhasil, badan kaku banget karena takut tergelincir/jatuh. Kebetulan saya gendongnya pake tangan, nggak pakai carrier... Jadi nggak bisa hands-free dan pegangan di samping eskalatornya. Asli, abis itu ngga mau lewat situ lagi ah kalo bawa Ken. Mendingan sebisa mungkin naik lift deh kalau bawa bayi atau stroller. 

Waktu Sholat 
Kalau waktu sholat tiba, kami bergantian menjaga Ken, semua beres. Beda ceitanya ketika hendak maghrib di Kokas kemarin. Ayahnya sholat duluan dan mesjid di dalam mall itu antrenya luar biasa. Saya pun menjaga Ken di dekat mesjid. Ayahnya meminta saya untuk menentukan meeting point karena sambil menunggu ayahnya selesai sholat, saya mau ajak Ken ke Century untuk cari sesuatu. Saya pun menawarkan untuk bertemu di depan mesjid saja sekitar 10 menit lagi. Sesampainya di Century, Ken mulai menangis dan dia kalau nangis super kenceng. Jadi lah saya harus menggendongnya dan nggak konsen belanja. Saya tahu Ken akan kembali menangis kalau saya taruh di stroller. Tapi, mau bagaimana lagi, 10 menit sudah berlalu dan saya harus kembali ke depan mesjid agar ayahnya tidak bingung mencari saya. Saya pun buru-buru ke sana sambil Ken menangis di dalam stroller. Sebenarnya nggak harus se-drama itu sih kalau ponsel kita aktif--eh ini mau pergi ponsel pada abis batrenya. Sesampainya di sana, saya pun mengalihkan tugas menjaga Ken ke suami untuk sholat. Kasihan, Ken... dia harus "puasa" beberapa menit karena ibunya mesti ngantre sholat maghrib. Selesai sholat, ayahnya sudah ditemani dengan mbak-mbak pramuniaga Informa yang nggak tega mungkin liat bapak-bapak muda gendong bayi yang lagi nangis-nangis gitu. Eh, dengan baiknya mbak pramuniaga tadi mempersilakan saya untuk menyusui di dalam toko--nyempil di dekat display kasur-kasur. Catatannya lain kali mesti cari tempat PW dulu kali ya buat nunggu ayahna sholat biar bisa sambil nyusuin dan ponsel mesti full charged kalau dibawa pergi.

Meskipun rempong dan pulang-pulang tepar--padahal begitu doang. Tapi, seru juga sekaligus belajar bawa bayi ke tempat umum. Catatannya terpentingnya sih mesti hati-hati dan nggak boleh meleng dari bayi dan anak kita, soalnya mall rame banget dan yang bawa stroller juga banyak banget.


Cheers,

SW

1 comment: