Friday, April 3, 2015

Thy Will be Done

Thy Will be Done
Diego Christian @ 2015
Gramedia Pustaka Utama - 2015
216 hlm.

Adela Priscila Hutagalung telah bernazar kepada ayahnya. Ia memutuskan melakukan hal itu untuk menyenangkan hari ayahnya yang sedang sakit serius. Perempuan yang sering kali merasa gaya hidupnya berbeda dari anggota keluarganya, semenjak saat itu, seperti menemukan jalur yang selama ini hilang dalam hidupnya. Pertemuan dengan seseorang sedikit demi sedikit mengubah hidupnya. Meskipun begitu, perjalanan Adela untuk menuju hidup yang baru tidak berjalan dengan mulus begitu saja. Kesempatan yang didapatkannya untuk meraih mimpi yang selama ini diidam-idamkannya membawanya pada kisah lain. Kisah itu membuat ia harus berpura-pura, bahkan mengkhianati apa yang telah ditetapkannya. Hingga keadaan sendiri yang membuatnya sadar untuk kembali ke jalan yang telah ia pilih. Kisah ini mengisahkan tentang naik turunnya kehidupan dan bagaimana kita bisa konsisten menjalani suatu pilihan hidup.

Saat membaca kisah ini, kita akan banyak dipaparkan dengan ritual-ritual suatu agama yang dianut oleh tokoh utama dalam cerita ini. Buat saya yang beragama Islam, hal tersebut menjadi hal yang baru dan menambah pengetahuan tersendiri bagi saya. Bagi saya, itulah salah satu keuntungan membaca, kita dapat mengisi diri kita sendiri dengan hal-hal yang belum tentu bisa kita dapatkan bila tidak pernah menyentuh suatu bacaan atau buku. Hal lain yang membuat buku ini menarik adalah Diego sempat menceritakan bagaimana kehidupan seorang news anchor atau pekerja yang berkecimpung di dunia pertelevisian. Sayangnya, Diego tidak menuliskan bagian ini secara lebih detil, padahal menurut saya hal itu akan membuatnya semakin menarik. 

Ini adalah buku ketiga karya Diego Christian yang ketiganya sudah saya baca. Saya suka bagaimana cara Diego menulis di buku ini. Bila melihat perkembangannya, terlihat ada kemajuan menurut saya. Namun, dari segi cerita saya lebih menyukai buku Diego yang kedua, Travel in Love. Ngga tahu ya, mungkin karena saya sendiri kurang bisa menikmati genre metropop, selain itu emosi saya kurang bermain saat membaca buku ini karena menurut saya, salah satu syarat buku (khususnya fiksi) yang baik adalah yang mampu membuat pembacanya terbawa emosi yang ingin disampaikan oleh buku itu.

Namun begitu, saya akan tetap setia menunggu karya-karya Diego lainnya lho :)

-SW-

No comments:

Post a Comment