Buat saya, menjadi seorang ibu
adalah sebuah proses adaptasi. Saya nggak bisa lupa bagaimana bahagianya ketika
dokter memberi tahu saya bahwa bayi saya telah lahir dengan selamat, lantas
saya menciumnya dengan air mata berlinang, haru. Saya juga masih ingat
bagaimana saya dan suami saya menghabiskan waktu malam hari di rumah sakit
dengan begadang, tentu saja. Meladeni Ken yang menangis tiada henti, tanpa
paham kalau sebenarnya ia lapar tapi belum pandai menyusu. Buat kami, momen itu
sekaligus membuat saya tersadar kalau menjadi ibu adalah sebuah tantangan baru
untuk jiwa saya yang begitu tentram, apalagi selepas menikah dengan suami saya.
Yes, I welcomed myself to accept the
things which felt so surreal for me at that time. The first 3 months was the
time when I had to fight the selfishness over myself and started to live the
unstopped learning of being a good mother for my son.
Beberapa teman yang melahirkan
setelah saya, sempat curhat ke saya, kaget dengan peran sebagai seorang ibu
baru. Oh, saya selalu mengatakan kalau semua itu memang terasa berat di awal,
seiring dengan berjalannya waktu, kita akan terbiasa. Tentu saja, life goes on
and there's no way for us to refuse anything from the reality. See the bright side because it however
always there and be a good moms as we can be. Intinya, fokus! Ada bayek
yang masa depannya ditentukan dimulai dari sekarang, dari tangan kita. Such a self-talk
for me of course.
sumber gambar: google |
Ada beberapa tips yang saya catat
dan sedikit banyak bisa membantu mempersiapkan diri sebagai seorang ibu.
Meskipun ada beberapa hal yang saya sesali karena baru ngeh penting disiapkan
sebelum melahirkan, tapi jadi catatan saya deh buat nanti kalo hamil anak
kedua, heheh.
Jadi moms, selain menyiapkan ini
itu (kebutuhan bayi, perlengkapan pasca bersalin, senam hamil, makan sehat, dan
berdoa yang banyak), ini contekan saya, berdasarkan pengalaman pribadi, yang
mungkin bisa membantu menyiapkan diri sebagai seorang ibu.
1. Cheat from Mommy Books or
Those Free (Trusted) Online Articles
Beli deh buku tentang kehamilan
atau tentang kegiatan merawat bayi. Rekomendasi saya adalah buku "Kitab Hamil Terlengkapt"
yang berisi tentang perkembangan janin dari bulan ke bulan. Baca perkembangan
bayimu di 1-2 buan ke depan untuk memberikan gambaran. Jadi, kalo mau ketemu
obgyn udah tahu dan pede mau nanya apa. Kegiatan ini juga membantu saya untuk
merasa lebih excited dan membangkitkan mood positif ibu karena siapa yang nggak
sabar pengen lihat perkembangan bayi or janin seperti yang 'diramalkan' di
dalam buku.
Kalau sudah punya baby, biasanya
nyonteknya soal milestone. Tapi, jangan karena perkembangannya nggak sesuai
sedikit dengan yang ditulis, terus jadi galau ya. Tenang moms, milestone bayi
itu beda-beda. Nggak usah dibanding-bandingin sama bayi lain, bisa baper nanti.
2. Cheat from The Smartphone Apps
Percayalah moms, HP kita jaman
sekarang itu beneran pinter. Aplikasi apa aja ada, termasuk soal per-bayi-an.
Cek perkembangan bayi, milestone dan tips untuk ibu gampang banget udah ada
aplikasinya seperti Aplikasi Baby Center
Cek alasan kenapa anak kita rewel
tanpa sebab yang jelas juga bisa dengan App Wonder Weeks yang dibuat
berdasarkan penelitian ilmiah yang bersifat longitudinal. Moooms, aplikasi ini
membantu sekali buat siap-siap kalo stormy period (rewel, maunya digendong
terus, dsb) baby akan muncul, jadi kita bisa less stress. Tandanya, bayi kita sedang
on leap atau sedang mengembangkan kemampuannya. Ternyata wisdom orang jaman
dulu ada benernya ya, kalau anak lagi rewel bisa jadi dia mau pinter. Soal
aplikasi ini nanti saya tulis di postingan terpisah, ah.
3. Join Birth Club or Mommies
Forum
Gabung, bahkan sebelum kita
melahirkan. Berbagi pengalaman dengan orang yang senasib dan sepenanggungan itu
ternyata mengasyikkan, moms. Kita jadi nggak merasa sendiri. Ditambah lagi,
bisa ketemu solusi baru dan perspektif baru dengan masalah ibu-ibu soal bayinya
yang relatif mirip. Bagi yang udah punya bayi, playdate sama bayi-bayi lain
juga sangat menyenangkan lho.
4. Ask for Help to Husband (in
Advance)
Selain diri kita yang mesti
diedukasi tentang masalah urus-urus bayi, sebisa mungkin suami juga harus terlibat.
Semenjak hamil, banyak-banyakin deh cekokin suami soal ASI, milestone bayi,
pengalaman melahirkan, segala rupa urusan mengurs bayi, dsb. Kelak, kalau bayi
sudah lahir peran suami amat sangat dibutuhkan, terutama di minggu-minggu awal
pasca melahirkan. Kalau perlu, minta tolong suami kalau butuh bantuan seperti
menggantikam popok atau memakaikan baju bayi. Kalau pengalaman saya sendiri
sih, waktu masih sering begadang mengurus Ken, saya akan merasa lebih senang
kalau suami ikut bangun, meski hanya untuk menemani saya atau minta bangun
bergantian untuk ganti popok atau menggendong. Rasanya saya nggak berjuang
sendiri, tapi sama-sama bareng suami. Adem banget deh bener kalo lagi capek
suami bilang gini, "Udah kamu leha-leha aja dulu, nanti Ken main sama aku
dulu."
5. Find out Everything about
Breastfeeding
Ini wajib bagi yang emang berniat
mau memberikan ASI Ekslusif buat bayinya. Begitu tahu hamil, atau kalau perlu
setelah menikah, cari tahu seeebanyak-banyaknya tenyang ASI. Biar nanti begitu
sudah melahirkan, nggak kaget. Kok bayi saya ngga mau menyusu? Kok ASI saya
keluaranya sedikit sekali waktu dipompa? Kok perih banget kayak disayat-sayat
waktu menyusui? Kok anak saya nangis terus, perlu tambah sufor kali ya? Nah...
kayak saya dulu bingung seminggu pertama Ken nampak nggak mau nyusu (tapi
kelihatan laper) padahal ada risiko kuning. Ternyata bukan nggak mau, tapi
belum mahir menyusui, makanya dia suka kesel sendiri dan kita
mempersepsikannya, "Dooh.. anak gue rewel banget seech. Dikasih susu nggak
mau!" Huhu, sedih ya. Jangan sampe begitu karena bayi kalo rewel pasti ada
sesuatu yang dia rasakan entah secara nyata atau tidak (tidak maksudnya mungkin
ada perubahan yang terjadi di otaknya, kemampuan mempersepsi atau memahami
sesuatu yang berubah drastis) karena bayi kan belum bisa ngomong, bisanya cuma
nangis.
Terus, lagi-lagi suami mesti
diedukasi soal ASI ini. Ipar saya meminjamkan buku Ayah ASI (dan ini
recommended banget) ke suami saya. Dia jadi paham banget pentingnya ASI dan
pemahaman ini membantu saya untuk tidak menyerah dalam memberikan ASI kepada
Ken. Sebegitu signifikannya sehingga kelak membantu sekali kita untuk less
stress.
6. Make Sure the Financial Plan
for Birth Cost
Ini sih udah jelas ya. Yang ingin
saya tekankan adalah sedini mungkin mulai pikirkan dan persiapkan. Kalau ingin
memanfaatkan benefit asuransi juga pelajari baik-baik bagaimana mekanismenya.
Saya sendiri memanfaatka fasilitas BPJS dan sempat deg-degan juga karena baru
tahu kalau bayi yang ada di kandungan juga harus didaftarkan akun BPJS-nya
supaya semua biaya melahirkan dan tindakan pasca melahirkan ter-cover (Baca
cerita selengkapnya:BPJS: Tentang Biaya Melahirkan) Untungnya kami masih sanggup membayar selisihnya sih
waktu itu. Coba kalau ceritanya lain, jangan sampai harus berhutang untuk biaya
melahirkan ya, bu.
7. Mulai mencicil clodi sejak hamil
Hahaha… Ini sih tips bonus. Tapi,
bisa juga sih menghilangkan stress dunia perpopokan kelak kalau bayi sudah
lahir. Kalau nggak dicicil, bisa bikin stress sedikit soalnya berasa pengeluaran
di awal, tapi abis itu santai insya Allah lebih hemat ya bu. Baru tahu kenapa
emak-emak girang banget kalau ketemu diskonan pospak, ternyata memang sebesar
itu pengeluaran untuk popok sekali pakai. Jadi, saya memutukan beralih ke clodi
dan kalau dipikir-pikir akan lebih nggak berasa kalau mau mempersiapkannya
semenjak bayi dalam kandungan. (Baca juga:Ken Belajar Pakai Clodi)
Last but not least, jangan bosan-bosan
minta sama Gusti Allah SWT supaya diparingi kesabaran yang tiada batasnya dan
menjalankan peran sebagai ibu dengan ikhlas. Terakhir, Pandangi saja wajah anakmu, kelak kau akan tahu bahwa rasa cintamu mengalahkan segalanya.
Share juga ya kalau ada cara lain versi kamu yang bisa membantu para calon ibu atau ibu biar lebih siap menjalankan peran sebagai ibu. Let’s be a happy mom!
Cheers,
SW
Thanks mak. Sy jg lg hamil. Smuanya mmg harus dipikirkan dr sekarang ya :) Oia thanks jg buat info clodinya :D
ReplyDeletesama-sama.. Selamat mempersiapkan diri menjadi ibu :)
DeleteYaah, menjadi ibu memang pengalaman luar biasa.
ReplyDeleteNggak ada sekolahnya tapi banyak yang harus dikuasai.
Betul sekali mbak. Semenjak berperan menjadi ibu, saya semakin takjub dengan ibu saya dan ibu-ibu di luar sana.
DeleteWah hana baru tahu ada aplikasi.soal bayi :o makasih infonya kak wening :D semangat menjadi ibu!
ReplyDeleteYou're very welcome, Hana. Terima kasih juga sudah berkunjung :)
Deletemakasih ya mba contekannya, ternyata masih banyak yang harus disiapkan yah untuk jadi calon ibu :)
ReplyDeletesama-sama, mbak :)
Delete