Wednesday, January 27, 2016

(Another) Things to be Prepared Before Being New Parents


Buat saya, menjadi seorang ibu adalah sebuah proses adaptasi. Saya nggak bisa lupa bagaimana bahagianya ketika dokter memberi tahu saya bahwa bayi saya telah lahir dengan selamat, lantas saya menciumnya dengan air mata berlinang, haru. Saya juga masih ingat bagaimana saya dan suami saya menghabiskan waktu malam hari di rumah sakit dengan begadang, tentu saja. Meladeni Ken yang menangis tiada henti, tanpa paham kalau sebenarnya ia lapar tapi belum pandai menyusu. Buat kami, momen itu sekaligus membuat saya tersadar kalau menjadi ibu adalah sebuah tantangan baru untuk jiwa saya yang begitu tentram, apalagi selepas menikah dengan suami saya. Yes, I welcomed myself to accept the things which felt so surreal for me at that time. The first 3 months was the time when I had to fight the selfishness over myself and started to live the unstopped learning of being a good mother for my son.

Beberapa teman yang melahirkan setelah saya, sempat curhat ke saya, kaget dengan peran sebagai seorang ibu baru. Oh, saya selalu mengatakan kalau semua itu memang terasa berat di awal, seiring dengan berjalannya waktu, kita akan terbiasa. Tentu saja, life goes on and there's no way for us to refuse anything from the reality. See the bright side because it however always there and be a good moms as we can be. Intinya, fokus! Ada bayek yang masa depannya ditentukan dimulai dari sekarang, dari tangan kita. Such a self-talk for me of course.

sumber gambar: google
Ada beberapa tips yang saya catat dan sedikit banyak bisa membantu mempersiapkan diri sebagai seorang ibu. Meskipun ada beberapa hal yang saya sesali karena baru ngeh penting disiapkan sebelum melahirkan, tapi jadi catatan saya deh buat nanti kalo hamil anak kedua, heheh.

Jadi moms, selain menyiapkan ini itu (kebutuhan bayi, perlengkapan pasca bersalin, senam hamil, makan sehat, dan berdoa yang banyak), ini contekan saya, berdasarkan pengalaman pribadi, yang mungkin bisa membantu menyiapkan diri sebagai seorang ibu.

1. Cheat from Mommy Books or Those Free (Trusted) Online Articles
Beli deh buku tentang kehamilan atau tentang kegiatan merawat bayi. Rekomendasi saya adalah buku "Kitab Hamil Terlengkapt" yang berisi tentang perkembangan janin dari bulan ke bulan. Baca perkembangan bayimu di 1-2 buan ke depan untuk memberikan gambaran. Jadi, kalo mau ketemu obgyn udah tahu dan pede mau nanya apa. Kegiatan ini juga membantu saya untuk merasa lebih excited dan membangkitkan mood positif ibu karena siapa yang nggak sabar pengen lihat perkembangan bayi or janin seperti yang 'diramalkan' di dalam buku.

Kalau sudah punya baby, biasanya nyonteknya soal milestone. Tapi, jangan karena perkembangannya nggak sesuai sedikit dengan yang ditulis, terus jadi galau ya. Tenang moms, milestone bayi itu beda-beda. Nggak usah dibanding-bandingin sama bayi lain, bisa baper nanti.

2. Cheat from The Smartphone Apps
Percayalah moms, HP kita jaman sekarang itu beneran pinter. Aplikasi apa aja ada, termasuk soal per-bayi-an. Cek perkembangan bayi, milestone dan tips untuk ibu gampang banget udah ada aplikasinya seperti Aplikasi Baby Center

Cek alasan kenapa anak kita rewel tanpa sebab yang jelas juga bisa dengan App Wonder Weeks yang dibuat berdasarkan penelitian ilmiah yang bersifat longitudinal. Moooms, aplikasi ini membantu sekali buat siap-siap kalo stormy period (rewel, maunya digendong terus, dsb) baby akan muncul, jadi kita bisa less stress. Tandanya, bayi kita sedang on leap atau sedang mengembangkan kemampuannya. Ternyata wisdom orang jaman dulu ada benernya ya, kalau anak lagi rewel bisa jadi dia mau pinter. Soal aplikasi ini nanti saya tulis di postingan terpisah, ah.

3. Join Birth Club or Mommies Forum
Gabung, bahkan sebelum kita melahirkan. Berbagi pengalaman dengan orang yang senasib dan sepenanggungan itu ternyata mengasyikkan, moms. Kita jadi nggak merasa sendiri. Ditambah lagi, bisa ketemu solusi baru dan perspektif baru dengan masalah ibu-ibu soal bayinya yang relatif mirip. Bagi yang udah punya bayi, playdate sama bayi-bayi lain juga sangat menyenangkan lho.

4. Ask for Help to Husband (in Advance)
Selain diri kita yang mesti diedukasi tentang masalah urus-urus bayi, sebisa mungkin suami juga harus terlibat. Semenjak hamil, banyak-banyakin deh cekokin suami soal ASI, milestone bayi, pengalaman melahirkan, segala rupa urusan mengurs bayi, dsb. Kelak, kalau bayi sudah lahir peran suami amat sangat dibutuhkan, terutama di minggu-minggu awal pasca melahirkan. Kalau perlu, minta tolong suami kalau butuh bantuan seperti menggantikam popok atau memakaikan baju bayi. Kalau pengalaman saya sendiri sih, waktu masih sering begadang mengurus Ken, saya akan merasa lebih senang kalau suami ikut bangun, meski hanya untuk menemani saya atau minta bangun bergantian untuk ganti popok atau menggendong. Rasanya saya nggak berjuang sendiri, tapi sama-sama bareng suami. Adem banget deh bener kalo lagi capek suami bilang gini, "Udah kamu leha-leha aja dulu, nanti Ken main sama aku dulu."

5. Find out Everything about Breastfeeding
Ini wajib bagi yang emang berniat mau memberikan ASI Ekslusif buat bayinya. Begitu tahu hamil, atau kalau perlu setelah menikah, cari tahu seeebanyak-banyaknya tenyang ASI. Biar nanti begitu sudah melahirkan, nggak kaget. Kok bayi saya ngga mau menyusu? Kok ASI saya keluaranya sedikit sekali waktu dipompa? Kok perih banget kayak disayat-sayat waktu menyusui? Kok anak saya nangis terus, perlu tambah sufor kali ya? Nah... kayak saya dulu bingung seminggu pertama Ken nampak nggak mau nyusu (tapi kelihatan laper) padahal ada risiko kuning. Ternyata bukan nggak mau, tapi belum mahir menyusui, makanya dia suka kesel sendiri dan kita mempersepsikannya, "Dooh.. anak gue rewel banget seech. Dikasih susu nggak mau!" Huhu, sedih ya. Jangan sampe begitu karena bayi kalo rewel pasti ada sesuatu yang dia rasakan entah secara nyata atau tidak (tidak maksudnya mungkin ada perubahan yang terjadi di otaknya, kemampuan mempersepsi atau memahami sesuatu yang berubah drastis) karena bayi kan belum bisa ngomong, bisanya cuma nangis.

Terus, lagi-lagi suami mesti diedukasi soal ASI ini. Ipar saya meminjamkan buku Ayah ASI (dan ini recommended banget) ke suami saya. Dia jadi paham banget pentingnya ASI dan pemahaman ini membantu saya untuk tidak menyerah dalam memberikan ASI kepada Ken. Sebegitu signifikannya sehingga kelak membantu sekali kita untuk less stress.

6. Make Sure the Financial Plan for Birth Cost
Ini sih udah jelas ya. Yang ingin saya tekankan adalah sedini mungkin mulai pikirkan dan persiapkan. Kalau ingin memanfaatkan benefit asuransi juga pelajari baik-baik bagaimana mekanismenya. Saya sendiri memanfaatka fasilitas BPJS dan sempat deg-degan juga karena baru tahu kalau bayi yang ada di kandungan juga harus didaftarkan akun BPJS-nya supaya semua biaya melahirkan dan tindakan pasca melahirkan ter-cover (Baca cerita selengkapnya:BPJS: Tentang Biaya Melahirkan) Untungnya kami masih sanggup membayar selisihnya sih waktu itu. Coba kalau ceritanya lain, jangan sampai harus berhutang untuk biaya melahirkan ya, bu.

7.  Mulai mencicil clodi sejak hamil
Hahaha… Ini sih tips bonus. Tapi, bisa juga sih menghilangkan stress dunia perpopokan kelak kalau bayi sudah lahir. Kalau nggak dicicil, bisa bikin stress sedikit soalnya berasa pengeluaran di awal, tapi abis itu santai insya Allah lebih hemat ya bu. Baru tahu kenapa emak-emak girang banget kalau ketemu diskonan pospak, ternyata memang sebesar itu pengeluaran untuk popok sekali pakai. Jadi, saya memutukan beralih ke clodi dan kalau dipikir-pikir akan lebih nggak berasa kalau mau mempersiapkannya semenjak bayi dalam kandungan. (Baca juga:Ken Belajar Pakai Clodi)

Last but not least, jangan bosan-bosan minta sama Gusti Allah SWT supaya diparingi kesabaran yang tiada batasnya dan menjalankan peran sebagai ibu dengan ikhlas. Terakhir, Pandangi saja wajah anakmu, kelak kau akan tahu bahwa rasa cintamu mengalahkan segalanya.

Share juga ya kalau ada cara lain versi kamu yang bisa membantu para calon ibu atau ibu biar lebih siap menjalankan peran sebagai ibu. Let’s be a happy mom! 

Cheers,

SW

8 comments:

  1. Thanks mak. Sy jg lg hamil. Smuanya mmg harus dipikirkan dr sekarang ya :) Oia thanks jg buat info clodinya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama-sama.. Selamat mempersiapkan diri menjadi ibu :)

      Delete
  2. Yaah, menjadi ibu memang pengalaman luar biasa.
    Nggak ada sekolahnya tapi banyak yang harus dikuasai.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali mbak. Semenjak berperan menjadi ibu, saya semakin takjub dengan ibu saya dan ibu-ibu di luar sana.

      Delete
  3. Wah hana baru tahu ada aplikasi.soal bayi :o makasih infonya kak wening :D semangat menjadi ibu!

    ReplyDelete
    Replies
    1. You're very welcome, Hana. Terima kasih juga sudah berkunjung :)

      Delete
  4. makasih ya mba contekannya, ternyata masih banyak yang harus disiapkan yah untuk jadi calon ibu :)

    ReplyDelete