Thursday, June 29, 2017

Lebaran di Bristol


Foto Keluarga Wajib dilakukan saat Lebaran
Tadi pagi, sambil menemani Ken sarapan, saya menonton acara berita di Kompas TV lewat layar laptop. Intermezzo sedikit. Selama di sini kami tidak ada TV, jadi kalau lagi mau nonton ya hanya bisa streaming website TV online atau nonton video di Youtube. Alasannya, pertama, bayar iuran tv di sini lumayan mahal. Kedua, sayang uangnya untuk beli TV, padahal cuma tinggal setahun di sini. Jadi, kami cukup memuaskan diri dengan laptop mungil kami saja. Lagipula, sebenarnya kami juga nggak terlalu doyan nonton acara TV. Lebih suka nonton film :'D

Menonton siaran berita pagi ini bikin saya makin kangen dengan Jakarta. Sekarang sudah mulai ramai arus balik ya? Ah, terbayang deh beberapa hari yang lalu gimana lengangnya Jakarta dan ramainya keluarga yang berkumpul di rumahnya masing-masing. Belum lagi hari-hari silaturahim ke tempat saudara-saudara yang selalu ditunggu (mmm... atau malah dihindari?). Beda sekali dengan suasana lebaran yang kami alami tahun ini di Bristol. Akhirnya merasakan jadi warga minoritas, dimana orang-orang di sekitar kita bahkan mungkin nggak tahu kalau saat itu kami sedang ada perayaan Idul Fitri. Tidak ada hiasan ataupun ucapan selamat yang bertemakan "Idul Fitri" di jalan-jalan atau di pusat pertokoan, berbeda sekali dengan perayaan natal, paskah, dan halloween yang ramai dan meriah. Meskipun begitu, Idul Fitri kali ini, tetap meriah di hati kami. Setelah beberapa kejadian yang menimpa beberapa tempat di Inggris akhir-akhir ini, saya bersyukur, perayaan Idul Fitri kami di sini berjalan dengan damai dan tetap menyenangkan.


Cerita di Pagi Lebaran
Kami bangun pukul lima pagi itu setelah tidur sebentar usai subuh. Saat ini, subuh di Inggris jatuh pada pukul 3 pagi. Sholat Ied di mesjid dekat rumah kami dijadwalkan mulai pada pukul setengah tujuh pagi. Kebetulan hari itu saya sedang berhalangan sholat, jadi saya sudah mempersiapkan diri untuk tidak ikut ke mesjid, dan menggunakan waktunya untuk memasak makanan lebaran kecil-kecilan a la saya. Memang sih, katanya ada anjuran meski sedang berhalangan, ada baiknya perempuan dan anak-anak datang ke mesjid saat sedang lebaran. Tapi, saya mengurungkan niat untuk ikut, mengingat pengalaman sholat idul adha di mesjid dekat rumah tempo hari. Jangan membayangkan mesjidnya besar dan luas seperti banyak mesjid di Indonesia. Mesjid Ash-Sahaba, dekat rumah kami, lumayan minimalis dan kalau sedang hari raya seperti ini jamaahnya bisa membludak. Idul Adha tempo hari, saya hanya bisa berdiri nyempil saking penuhnya. Makanya, dari pada saya menuh-menuhin tempat dan akhirnya mengambil jatah orang yang mau sholat, saya pun memilih untuk tinggal di rumah.

Ayah memutuskan untuk mengajak Ken ikut serta. Keputusan yang lumayan berani, heheh. Meskipun sudah terbiasa ikut ayahnya ke mesjid, tapi sholat ied itu kan biasanya memakan waktu yang cukup lama kalau dibandingkan dengan sholat fardu biasanya. Alasan ayah mengajak Ken, pertama karena Ken belakangan mulai mengurangi kebiasaanya lari-lari sendirian dan mau menempel ayahnya saat melihat orang asing. Kedua, supaya ibunya bisa leluasa masak untuk makan kami pagi itu. 

Masakan Sederhana di Hari Lebaran. No Ketupat, No Worries.

Alhamdulillaah, masakan beres sebelum ayah pulang. Rencananya kami mau makan bersama di tempat Mbak Gendis, salah satu tetangga di flat kami. Tidak lama kemudian, ayah dan Ken pulang ke rumah. Wajah ayah senyam-senyum saat masuk pintu rumah, dalam hati saya berpikir pasti ada sesuatu nih. 

Pertanyaan pertama yang saya lontarkan ke ayah pun adalah "Gimana tadi Ken di mesjid? Aman?" Ayah senyum-senyum lagi, lalu menjawab "Anak ini tadi matiin sound system di mesjid pas lagi sholat" 

Saya sempat melongok, lalu tertawa terbahak-bahak. Nggak kebayang pusingnya ayah waktu tahu Ken matiin sound system di mesjid.  Maaf ya ayah... "Terus gimana?"

"Akhirnya ada orang yang biasa jadi imam mesjid batalin sholatnya buat nyalai lagi sound system-nya" Ya Allah Keeeeen.... nggak tahu mesti bilang apa lagi :'). Yang pasti ini akan jadi cerita yang seru untuk diceritakan ke Ken kalau dia sudah besar nanti. Kamu pernah bikin heboh di mesjid bristol, Keeeen.... 


Berkumpul dengan Keluarga Indonesia di Bristol
Senangnya bisa kumpul bareng tetangga di tempatnya Mbak Gendis yang masak makanan enak. Ayam balado, tauco, dan opornya, enaaaak banget. Makasih ya Mba Gendis dan Mas Aav. Seperti biasa, tetangga kalau udah kumpul ngobrolin  apa aja ngalor-ngidul. Ada yang sambil nyuapin anak, ada yang sambil ngejar-ngejar anak, ada yang sambil main sama anak. Setelah Ken, Aisyah, dan Abang sukses ngacak-acak mainannya Ameera dan kami semua kenyang, kami pun pamit pulang. Hehehe, SMP banget yaaa... Soalnya jam 11 nanti kami ada rencana pergi bareng ke tempat salah satu orang Indonesia yang sudah lama ada di Bristol, namanya Bu Nuning. 

Sampai di flat kami, Ken ternyata mengantuk dan seperti biasa, kalau udah sambil menyusui gitu saya biasanya ikut ketiduran. Ayahnya Ken juga ketiduran dong. Alhasil, kami gagal jalan bareng ke tempatnya Bu Nuning karena baru bangun jam 12 siang. Akhirnya kami pergi ke tempat Bu Nuning dengan Mbak Nunuy dan Mas Huda (tetangga di flat kami juga yang ketiduran setelah pulang dari rumah Mbak Gendis :'D). 

Perjalanan ke tempat Bu Nuning cukup panjang, sekitar satu jam dengan bus. Alhamdulillaah, sesampainya di sana acara open house belum selesai. Sehingga kami masih bisa bertukar sapa dengan teman dan rekan Indonesia lainnya sekaligus masih bisa menikmati hidangan khas lebaran yang enak-enak. Meskipun nggak ketemu sama ketupat, tapi di sini kami ketemu dengan lontong~

Selama acara, Ken asyik bermain di mini playground yang sudah disiapkan untuk anak-anak. Saya juga sudah menyiapkan kado lebaran untuk Ken yang seharusnya diberikan saat acara, tapi karena kami telat, baru saya berikan saat sudah kembali sampai rumah.





Alhamdulillaah... Meskipun jauh dari rumah, kami masih bisa merasakan hangatnya perayaan idul fitri di negeri orang. Special thanks buat Arief yang udah mau ditodong buat foto keluarga kami dan foto-foto dengan teman-teman lainnya.

Nggak berasa, sekarang sudah mau memasuki bulan Juli. Artinya tinggal dua bulan lagi kami insya Allah akan pulang ke Indonesia. Nggak sabar merasakan hangatnya kumpul bareng keluarga. Baper juga ya lihat foto-foto silaturahim a la lebaran berseliweran di social media, apalagi dengar kabar kalau ibu sakit. Duh, pingin lari ke Heathrow lalu terbang ke Soetta. 

See you soon, Indonesia! Doakan semunya lancar ya di sini!

Cheers!
Sawitri Wening

8 comments:

  1. hihi ken aktif banget ya kayaknya anaknya. untung salatnya tetap lancar ya, mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, waktu soundnya mati, jamaah inisiatif mengeraskan suara saat takbir.. Jadi Alhamdulillaah masih lancar.

      Delete
  2. Hahahaha...
    Ikut membayangkan ekspresi suami Mbak saat Kak Ken matiin soundsystem. Wkwkwkwk

    Wah, sudah mau balik ke Indonesia ya, Mbak. Semoga lancar ya, Mbak. Sampai jumpa di Indonesia. Ku tunggu ceritanya.

    ReplyDelete
  3. Hahahahaha, ga kebayang yaa bayangin si ken bisa matiin soundsystem mba :D. Kdg anak2 ini emg ajaib. Tau aja cara matiin sesuatu.. Dan kok ya bisa nemu aja :p.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahah.. iya, dia ketemu saklarnya terus dipencet lah sama dia dan makpettt... suara imamnya ilang.

      Delete
  4. Hahaha Keeen,kebayang deh kayaknya makmum bingung kenapa tiba-tiba ga ada suara Imam.

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah semoga saya juga bisa merasakan lebarab di luar negeri hihi safe flight ya mbaa

    ReplyDelete