Tulisan ini adalah hasil dari refleksi diri penulis dan didedikasikan untuk memenuhi nice homework Kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch #4
Akhirnya sampai juga di minggu ke-4 perkuliahan IIP tentang Mendidik dengan Kekuatan Fitrah. Kali ini, saya akan melihat lagi tugas-tugas sebelumnya. Mereview dan merevisi apakah sudah sesuai dengan misi saya sebagai seorang individu, istri, ataupun ibu. Saya juga teringat alasan apa yang membuat saya mau bergabung dengan komunitas IIP yang alhamdulillaah mempertemukan saya dengan ibu-ibu hebat yang semangat mengembangkan dirinya untuk kebaikan dirinya dan anak-anaknya. Masya Allah... Rasanya setiap ada kesempatan ikut berdiskusi di 'kelas', semangat itu langsung kembali muncul meskipun hanya bertemu lewat ruang maya. Iya, saya ingin menjadi ibu yang bisa memaksimalkan peran saya mendidik anak dan juga bermanfaat bagi orang banyak. Pada tugas kali ini, saya sadar kalau posisi saya saat ini masih sangat jauh dari apa yang saya cita-citakan itu dan di sini saya diajarkan untuk lebih visioner. Menjalani hidup bukan hanya seperti daun jatuh yang pasrah dibawa aliran air, tanpa tahu kemana tujuan akhir ia bermuara. So, let's just start it now... Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Pertama, saya lihat dulu sebenarnya ilmu apa sih yang paling utama menurut saya yang dapat membantu saya menjalankan peran saya dalam hidup ini. Jawaban saya tetap dua hal, yaitu ikhlas dan manajemen diri yang baik. Ya, hal pertama yang harus saya miliki dalam menerima apapun amanah adalah keikhlasan. Saya percaya, ketika kita ikhlas menjalani sesuatu, hal kita kerjakan akan terasa lebih ringan dan akan membuahkan hasil yang lebih maksimal. Bayangkan apabila tidak ada keikhlasan itu, seberapa sering mulut dan hati ini akan menggerutu dan mengeluh sehingga yang tersisa hanyalah rasa lelah. Bagaimana caranya agar bisa lebih ikhlas? Dengan mengingat-ingat untuk siapa kita mengerjakan pekerjaan itu, bisa untuk kebaikan anak kita, ridho suami, dan yang paling utama (yang kadang kita luput) adalah mendapatkan ridho dari Allah swt.
Manajemen diri juga tidak kalah penting untuk mengarahkan kita ke tujuan akhir kita dan menjaga kita dari hal-hal yang mendistraksi. Ini akan berkaitan dengan tugas kedua saya, yaitu membuat targetan atau check-list kegiatan. Jadi, mari lanjut me-review tugas kedua.
Pada tugas kedua, saya sudah menuliskan tentang targetan pribadi saya. Setelah menjalaninya, ternyata saya punya catatan berkaitan dengan manajemen diri. Agar lebih efektif, upaya untuk meningkatkan manajemen diri ini ternyata membutuhkan kompromi juga dari orang-orang di sekitar kita. Sehingga ketika memulai untuk melakukan manajemen diri, sebaiknya dikomunikasikan dengan orang-orang sekitar (keluarga/suami) agar dapat mendukung jadwal kegiatan atau rencana yang sudah kita lakukan. Contohnya, dalam ceklis pribadi, saya menuliskan ingin menulis blog minimal seminggu sekali. Hal itu akan sulit dilakukan, bagi saya, apabila suami tidak memberikan saya waktu untuk me time duduk dan menulis sendiri, misalnya. Begitulah gaya saya, sangat mungkin berbeda dengan orang lain.
Mengenai isi ceklisnya, setelah memikirkan ulang dan menjalaninya, sepertinya ada poin-poin yang harus saya tambah dan kurang. Poin tambahan yang pertama adalah menetapkan time-out waktu dengan ponsel (maksimal 10 menit/2 jam). Karena saat ini saya sedang jualan, segala hal yang berkaitan dengan urusan jualan dilakukan pada saat anak sedang tidur atau pada saat jadwal mengecek hape. Karena sungguh, godaan paling besar dalah berselancar di internet yang sebenarnya banyak tidak bermanfaatnya. Entah apa yang didapat dari menghabiskan waktu berjam-jam memandangi layar hp. Jadi, semoga committed dan konsisten.
Sementara itu, poin yang dikurangi adalah Meluangkan waktu belajar bahasa Inggris (latihan listening, writing, speaking, reading) di sela-sela kegiatan setiap harinya. Menurut saya, indikator ini kurang spesifik sehingga agak sulit bagi saya untuk dilakukan. Mungkin saya akan mengubahnya dengan Mengerjakan soal IELTS seminggu sekali. Lagi-lagi, yuk kita katakan bismillaah...
Untuk tugas ketiga, tugas yang paling menantang menurut saya sebab pertama, saya merasa tidak maksimal mengerjakannya karena dikerjakan saat injury time sehingga saya kurang yakin apakah yang saya tuliskan di sana benar-benar sesuai dengan hati saya atau tidak. Kedua, sepertinya saya masih meraba-raba dalam menentukan potensi dan misi diri. Jadi, setelah saya memikirkan lebih lanjut, berikut adalah hal-hal yang berkaitan dengan potensi dan misi saya:
- Potensi saya adalah di bidang menulis dan psikologi (terutama yang berkaitan dengan kesehatan mental ibu, perkembangan anak, dan manajemen SDM). Menulis karena saya senang melakukannya dan ilmu Psikologi karena saya tertarik dan pernah mempelajarinya. Kedua hal ini secara praktis belum saya lakukan karena kesadaran kurangnya ilmu yang mumpuni. Jadi, ya... ini akan jadi KM-0 saya.
- Potensi saya lainnya adalah saya senang sharing cerita baik itu di blog ataupun di social media. Selama ini, niat saya untuk berbagi cerita dalah untuk meluapkan rasa, menyimpan memori, dan berbagi manfaat (tips/review). Menurut saya ketiga hal tersebut sudah baik, hanya terkadang saya sadar membagi sesuatu di social media itu terkadang membangkitkan rasa sombong atau mungkin riya'. Naudzubillaah... Maka, saya niatkan sedalam-dalamnya untuk membagi hal-hal yang kiranya bermanfaat saja dan minim hal-hal buruk seperti yang saya sebutkan tadi.
- Berkaitan dengan kedua hal di atas, maka saya simpulkan:
- Misi Hidup: Meningkatkan awareness tentang kesehatan mental ibu (di ranah domestik maupun publik), perkembangan anak, dan manajemen SDM melalui platform tulisan (artikel ataupun cerita).
- Bidang: kesehatan mental ibu, perkembangan anak, dan manajemen SDM
- Peran: Author/Penulis
Nulisnya aja udah deg-degan... well, they say 'don't let small minds convince you that your dream is too big'. *pasang ikat kepala*.
Berikut adalah ilmu-ilmu apa saja yang saya butuhkan untuk dapat mencapai misi tersebut:
1. Ilmu-ilmu seputar pendidikan dan perkembangan anak
2. Ilmu-ilmu seputar kesehatan mental ibu dan bagaimana penanganannya
3. Ilmu-ilmu seputar manajemen SDM (baik untuk organisasi dan penerapannya di rumah)
4. Ilmu-ilmu seputar berbagi manfaat dengan orang lain
Semua ilmu tersebut dibarengi dengan mempelajari ilmu agama dan membiasakan diri untuk menulis minimal seribu kata per hari atau secara bertahap. Caranya dengan menulis di note atau membaginya lewat tulisan di blog ataupun di soical media. Hal ini untuk menangkap ilmu yang didapatkan sekaligus melatih diri untuk semakin terbiasa menulis. Ilmu-ilmu tersebut juga diilhami dari pengalaman pribadi dan kasus-kasus yang ditemui ibu-ibu lain sehingga dapat lebih memahami kondisi nyata dalam kehidupan sehari-hari, termasuk merasakan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sendiri. Saya menargetkan untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebuta dalam jangka waktu 5 tahun.
Berikut adalah milestone untuk menguasai ilmu-ilmu tersebut, dimulai dari KM-0 di usia saya saat ini, 26 tahun.
KM0-KM1 (1 Tahun): Ilmu-ilmu seputar pendidikan dan perkembangan anak
KM2-KM4 (2 Tahun): Ilmu-ilmu seputar kesehatan mental ibu dan bagaimana penanganannya
KM4-KM5 (1 Tahun): Ilmu-ilmu seputar manajemen SDM (baik untuk organisasi & di rumah)
KM5-KM6 (1 Tahun): Ilmu-ilmu seputar berbagi manfaat dengan orang lain
Selanjtnya adalah just do it! lakukan,lakukan, lakukan, lakukan..... Itu yang terpenting ya, wiiii...
Lagi-lagi mohon doanya supaya saya bisa walk the talk dan semua rencana yang ada di sini bukan hanya jadi pajangan semata. Aamiin-in yaaaa :')
Salam,
Sawitri Wening
No comments:
Post a Comment