Halo semua!
Ini tulisan pertama saya yang dimuat di blog istri tercinta
saya. Sekitar dua minggu yang lalu, kami berdua telah berencana untuk membuat
semacam rubrik tentang kehidupan pernikahan kami dan di-post di sini. Kesepakatannya, saya dan dia mendapat jatah untuk
menulis bergantian setiap minggunya. Awalnya sih saya merasa keberatan ketika
diminta untuk menulis. Mengapa? Sederhana saja. Rasanya sulit bagi saya
melukiskan kehidupan pernikahan kami yang begitu indah dan berwarna ke dalam sebuah
tulisan. Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan pengalaman kami dalam
mengarungi bahtera rumah tangga dengan begitu sempurna. Eciyee.
Yak, mari kita cukupkan dulu gombalannya untuk saat ini.
Kembali ke topik.
Dengan menulis bergantian, kami berharap rubrik ini dapat
menjadi salah satu dokumentasi hari-hari yang telah kami lalui bersama berdua selama ini. Semoga apa yang kami tuangkan di sini
dapat menjadi salah satu bahan untuk kami tersenyum pada saat tua kelak nanti (mengutip
perkataan istri saya). Menertawakan diri sendiri biasanya memang selalu
menyenangkan bukan? Dan yang terpenting, ada pelajaran yang bisa kita ambil dan
menjadi insight berharga bagi para
kawula muda sekalian. So, please enjoy
it!
---
Saat itu, saya sedang berada di kantor. Mengerjakan beberapa
hal yang bisa dikerjakan di depan netbook
mungil saya. Minimal membuka word dan
excel agar terlihat seperti sedang
bekerja di mata atasan dan rekan kerja saya. Tiba-tiba, ada pesan masuk di hp melalui whatsapp.
“Sayang, lagi sibuk
ngga? Boleh tolong beliin aku pulsa?”
Tenang saja. Ini bukan modus penipuan seperti mama minta
pulsa apalagi papa minta saham. Bukan itu.
Pesan tersebut datang dari istri saya sendiri. Saat itu nampaknya dia
sedang sibuk memomong Ken sehingga
sulit untuk membeli pulsa sendiri. Atau sekedar mencari temannya yang memang
berjualan pulsa.
“Oke, sayang. Mau beli
berapa?”
“100 ribu. Paket
internet aku abis.”
“Oke, sayangku. Tunggu
sebentar ya.”
Biasanya ketika membeli pulsa, saya hampir selalu membelinya
di salah satu teman kantor saya. Baik untuk saya sendiri ataupun untuk istri. Kebetulan
ruangannya memang ada di sebelah ruangan kerja saya. Jadi tidak ribet dan
sangat memudahkan. Namun kali itu, entah kesambet apa, saya berpikir untuk
membeli pulsa melalui i-banking. Segera
saja saya keluarkan token andalan
yang selalu setia menemani saya.
*buka website ibanking
*pilih menu pembayaran
*pilih provider *pilih
nominal
*masukan nomor HP yang
dituju *masukan kode dari token
*klik, klik, done!
Begitu selesai, saya langsung mengabari istri saya bahwa
saya sudah berhasil membelikannya pulsa. Tak lama, dia membalas bahwa pulsanya
sudah sampai. Tak lupa dia mengucapkan terima kasih dan memberikan kecupan
jarak jauh melalui emoticon. Senang rasanya bisa berguna untuk istri sendiri,
walau cuman hal remeh temeh semacam ini. Setelah itu, saya kembali pura-pura sibuk dengan netbook saya.
---
Saat itu, waktu menunjukan pukul 17.00 WIB dan SAATNYA UNTUK PULANG. Yap, tenggo menjadi salah satu kebiasaan baru saya semenjak menikah. Minimal
saya tidak akan berlama-lama lagi di kantor ketika memang sudah waktunya
pulang. Bagaimana tidak mau cepat pulang, istri yang cantik dan anak yang lucu sudah
menanti saya di rumah. Eciyee.
Sebelum naik kendaraan umum, saya menyempatkan diri untuk
mampir ke ATM yang letaknya tidak jauh dari gedung kantor. Kebetulan saat itu
memang uang saya di dompet tinggal sedikit. Yah, biasanya juga memang sedikit
sih. Curhat.
Saya membuka pintu gerai dan melangkah masuk. Mengeluarkan kartu
dari dompet dan memasukannya ke dalam mesin ATM. Tidak ada yang aneh sampai di
sana, semua berjalan dengan sebagaimana mestinya. Namun tiba-tiba saya
dikagetkan akan sesuatu.
SALDO DI REKENING SECARA AJAIB BERKURANG SATU JUTA! SATU
JUTA RUPIAH! BENERAN SATU JUTA RUPIAH!
Mendadak saya lemas. Salah apa hamba-Mu ini ya Allah. Apa
yang saya lakukan sehingga bisa mengalami musibah seperti ini. Pikiran saya
tidak karuan. Apa yang terjadi? Mengapa bisa sampai uang saya hilang satu juta
rupiah? Saya mencoba menelusuri apa yang menjadi penyebab hilangnya uang di
rekening saya. Ditipukah saya? Modus baru pencurian uang tanpa jejak?
Dihipnotis namun saya tidak sadar? Tapi nampaknya saat itu saya tidak dapat
berpikir dengan jernih. Saya tidak dapat menemukan jawabannya. Akhirnya dengan
langkah yang gontai saya keluar dari gerai ATM tersebut. Saya mulai mencoba
menerima keadaan ini dengan pasrah.
Sambil berjalan ke arah trotoar dimana saya biasa menunggu
kendaraan umum, saya mengeluarkan hp. Saya pikir tidak ada salahnya
mengecek mutasi rekening melalui i-banking.
Kalaupun ada transaksi palsu, saya jadi bisa mendeteksinya. Dan ternyata memang
ada yang aneh. Di sana terekam ada transaksi senilai satu juta rupiah! Padahal
rasa-rasanya saya tidak pernah melakukannya. Ketika saya baca keterangannya…
PEMBELIAN VOUCHER TELKOMS*L SENILAI 1.000.000 KE NOMOR 08129108****.
OMG! ASDFWANJSDSAFASF!
Okay. Saya mencoba memahami apa yang sedang terjadi. Saya membeli pulsa ke nomor hp istri saya senilai satu juta rupiah siang tadi. Oh, meeeen!
Dan ternyata memang benar. Ketika saya coba kroscek ke dia, ternyata memang pulsa yang masuk ke hp-nya sejumlah satu juta rupiah. Siang tadi dia juga tidak menyadarinya meski ada notifikasi pembelian pulsa yang masuk. Yah, siapa sih yang berpikir akan dibelikan pulsa sejumlah itu oleh suaminya? Mungkin hanya para sosialita. -.-
Sesampainya di rumah, kami berdua langsung menertawai kebodohan yang saya lakukan. Hal ini bisa terjadi karena saya kurang teliti ketika memilih nominal pulsa pada saat transaksi melalui i-banking. Saya tidak sampai menghitung berapa jumlah angka 'nol' yang ada di belakang angka 'satu'.
Kalau dipikir-pikir, sebenarnya kami tidak rugi. Rugi sih tidak hanya nyesek saja. Nyesek karena langsung mengeluarkan uang yang tidak sedikit dalam satu hari hanya untuk membeli pulsa. Namun pasti ada hikmah yang bisa diambil dari setiap kejadian, termasuk juga dari kebodohan saya yang satu ini.
Pertama, kami bersyukur bahwa uang tersebut bukan hilang, hanya berubah bentuk menjadi pulsa telepon.
Kedua, kami bersyukur bahwa pulsa tersebut sampai dengan selamat ke nomor istri saya, bukan nomor istri orang lain.
Ketiga, kami bersyukur bahwa dengan adanya kejadian ini, tidak ada lagi pengeluaran untuk pembelian pulsa dalam beberapa bulan ke depan.
Keempat, saya bersyukur bahwa dengan adanya kejadian ini, ada bahan bagi saya untuk membuat tulisan dan memuatnya di sini. :p
Dalam menjalani kehidupan pernikahan, tawa canda seringkali
menghampiri kita. Kisah konyol ini hanya secuil contoh dari apa yang telah kami lalui. Semoga cerita ini dapat menjadi pelajaran untuk kita semua. Saya mendoakan anda sekalian tidak perlu mengalami kejadian seperti yang telah saya alami ini. Cheers!
Salam,
MAR
Kelima, saya akan mengecek kembali bila men-transfer jangan sampai kelebihan angka nol.
ReplyDeleteHahahah, hampir pasti kalo yang ini
Deletehuahaahahahaha...
ReplyDelete:D
DeleteHahaha waduuh seru juga ya salah kirim gitu. Asyik nih nulis duet. Kisahnua konyol tapi penuh hikmah.
ReplyDeleteAamiin..doain istiqomah aja mbak. Ide suka mentok :p
DeleteWahhh... pulsa satu jutaa...lamaa abisnya ya haha...
ReplyDeleteAnw salam kenal ya mba.
Salam kenal juga mba :)
DeleteWahhh... pulsa satu jutaa...lamaa abisnya ya haha...
ReplyDeleteAnw salam kenal ya mba.
wkwkwkwkw... itu masa berlakunya bisa berapa lama yaa kalo sejuta :D...
ReplyDeletelama mbak... setahuuun
Deletehahaha
ReplyDeletekocak banget kak Atha :D ya alhamdulillah ya uangnya jadi pulsa Kak Wening :D
Terima kasih telah berbagi cerita "Menertawakan diri sendiri"
Gue bakal streaming drakor terus kalo dikitimin pulsa sejuta juga Mbewi.. wkwk.. KakAthaaa mau dooong dikirimin pulsa juga wkwk.. *peace*
ReplyDelete