Sekitar satu minggu yang lalu, saya dan suami pergi ke RS Bunda Margonda untuk melakukan cek kandungan rutin bulanan. Saya selalu menunggu datangnya momen ini, ketika saya harus kontrol ke dokter kandungan dan mengetahui perkembangan terbaru bayi yang ada di dalam perut saya. Dan kali ini, entah kenapa, saya merasa lebih excited dari biasanya. Hmm... mungkin karena kata dokter di pemeriksaan selanjutnya--yaitu kali ini--kemungkinan kami sudah dapat melihat pertumbuhan organ genital si jabang bayi. Sebenarnya, saya dan suami sih tidak masalah sama sekali mau dianugerahi anak pertama laki-laki atau perempuan. Sudah dipercaya Tuhan untuk bisa mengandung seorang anak saja saya sudah sangat bersyukur. Tapi, entah kenapa ya, tidak dipungkiri saya juga penasaran dengan jenis kelamin bayi saya ini. Alhamdulillaah... Insya Allah berkat pemeriksaan USG kemarin, kami bisa mulai-mulai mencari nama anak yang lebih spesifik. Alhamdulillaah... alhamdulillaah.
Memasuki trisemester kedua ini ada beberapa perubahan dan hal signifikan yang saya rasakan, yaitu:
1. Mulai bisa merasakan gerakan si bayi
Sebenarnya saya sudah mulai merasa gerakan bayi saya kira-kira sejak kandungan saya memasuki usia 12 minggu. Bedanya, kali ini intensitasnya lebih banyak dan gerakan yang saya rasakan lebihbervariasi. Kalau sebelumnya, saya hanya bisa melihat perubahan bentuk perut saya yang kadang lonjong ke kanan, kadang ke kiri. Sekarang saya bisa merasakan semacam hentakan-hentakan lembut. Rupanya, si bayi sudah mulai bisa menendang dan hal itu yang saya saksikan saat USG kemarin. Rasanya luar biasa sekali sampai bikin saya dan suami saya senyum-senyum sendiri. Lucu deh :))
2. Nafsu makan meningkat
Saat pemeriksaan kandungan di bulan sebelumnya, dokter menyuruh saya untuk menaikkan berat badan 3 kilo sebulan. Waktu mendengar hal itu, saya langsung menelan ludah karena saya bukan tipe orang yang doyan makan banyak. Seiring dengan berkurangnya rasa mual saya, nafsu makan saya kian meningkat. Dalam waktu kurang lebih sebulan ini, saya berhasil menaikkan berat badan 2.5 kilo (Hore!) Mesti konsisten makan banyak nih. Semangat naik 15 kilo sampe 9 bulan!!
3. Perut mulai nampak membuncit & perubahan ukuran baju
Memasuki trisemester kedua ini, perut saya sudah tampak seperi orang hamil. Orang-orang disekitar juga sudah mulai ngeh terhadap perubahan itu. Akibatnya, rok-rok bawahan yang biasa saya pakai mulai tidak nyaman digunakan karena terlalu menekan perut dan membuat sesak. Jadi, saya mesti belanja dress atau gamis yang nyaman digunakan ke kantor. Perubahan ukuran pinggul dan dada yang lumayan signifikan juga membuat saya harus mulai stok pakaian dalam dengan ukuran baru. Tapi, ada juga lho ternyata yang memang ukurannya dibuat khusus untuk ibu hamil
4. Jerawat & Dahak
Kalau ini sih kata dokter masalah hormonal. Saat hamil. hormon tertentu di dalam tubuh kita meningkat, akibatnya bisa macam-macam dan berbeda-beda tiap ibu hamil. Kalau saya, yang muncul sejak awal kehamilan adalah timbulnya jerawat di wajah dan dahak yang nggak habis-habis di tenggorokan. Katanya sih hal kayak gini akan terus berlangsung sampai si jabang bayi lahir. Jadi, walaupun muka jadi kelihatan lebih lusuh karena jerawat, saya sih santai aja karena sudah bawaan bayi katanya. Yang agak sulit itu adalah menjaga tangan biar nggak gratilan memencet atau menggaruk bekas jerawat karena bisa meninggalkan noda membandel di wajah. Nah, kalau soal dahak ini, jujur, agak mengganggu saya sih. Karena dahaknya sangat sulit dikeluarkan, kalau sudah menumpuk di leher suka menjalar ke kepala alias pusiiing. Lagi-lagi ini nggak ada obatnya (dan memang saya prefer ngga pakai obat apa-apa untuk meredakannya selama hamil ini.) Saya hanya harus bersabar sambil pijit-pijit leher dan kepala (kadang juga minta dipijitin suami). Yah, pokoknya dicoba enjoy aja deh.
5. Berat badan bayi
Saya termasuk yang agak was-was dengan perkembangan berat badan bayi saya. Karena di trisemester pertama, berat badan saya turun 3 kilo :( Alhamdulillah waktu periksa kemarin dokter bilang berat badan bayi dan panjangnya normal. Buat patokan, saya akhirnya cari tahu soal perkembangan berat badan dan panjang janin per minggunya. Check it out!
6. Hobi Makan Lele
Ini serius deh. Semenjak masuk minggu ke-16 kali ya, saya hobiiii banget makan lele--terutama lele penyet yang dijual di warung makan dekat kosan saya waktu kuliah dulu. Hahaha, mesti banget ditulis di sini. Dari awal kehamilan saya nggak pernah yang namanya ngidam dan kalau ada kepenginan pun masih bisa ditahan. Tapi, ada satu waktu saya pengiiiiin banget makan lele penyet di tempat yang tadi saya sebut karena emang enak banget (beneran!) Saya sampai rela ngacir sendiri ke sana setelah pulang kerja karena udah keburu laper dan kelamaan kalau nunggu suami pulang dulu. Jadi, setelah minta izin dan dibolehin langsung cus deh. Nah, saya bisa 3 kali maksimal dalam seminggu makan lele. Sampai sekarang pun masih doyan makan ikan ini, walau ngga selebay beberapa minggu yang lalu. Karena ini, saya cari tahu soal manfaat lele untuk ibu hamil. Wkwk. Ternyata kandungan gizi dalam lele banyak yang berguna untuk ibu hamil lho, diantaranya: kaya fosfor untuk membantu penyerapan kalsium, Omega 3 untuk membantu perkembangan otak janin, dan kaya akan protein hewani. Yah, mudah-mudahan saja ya semua manfaat itu berpengaruh ke saya dan janin saya. Aamiin....
Sekian update kali ini. Kalau ada yang mau menambahkan info terkait yang aku share di sini atau info seputar kehamilan lainnya, silakan lho. Hehehe...
-SW-